Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Video semi-dokumenter tersebut berisi bantahan soal klaim Laporta yang menyatakan Madrid adalah klub rezim.
Sebaliknya, pihak Madrid membeberkan bukti-bukti bahwa Barcelona-lah yang memiliki kedekatan dengan rezim sebagai "klub kesayangan" Jenderal Franco menurut catatan sejarah.
"Mana yang merupakan 'klub rezim'?" bunyi kalimat pembuka video tersebut.
Bukti kedekatan yang dibeberkan di antaranya momen saat markas Barcelona, Camp Nou, diresmikan oleh Jose Solis Ruiz, menteri era Franco.
Selain itu, Barca mengangkat sang pemimpin fasis sebagai anggota kehormatan klub pada 1965 dan memberinya tiga medali kehormatan.
Baca Juga: Barcelona Didakwa Korupsi Rp120 Miliar untuk Suap Wasit, Adios Liga Champions?
Franco juga diklaim menyelamatkan Barcelona dari kebangkrutan tiga kali melalui pengaruhnya secara administratif.
"Barcelona memenangi 8 titel Liga Spanyol dan 9 Copa Generalisimo (kini Copa del Rey) di bawah pemerintahan Franco."
"Real Madrid membutuhkan 15 tahun untuk memenangi Liga Spanyol selama kekuasaan Franco," bunyi teks yang membandingkan siapa lebih sering juara selama sang jenderal fasis memerintah.
"Madrid dilucuti dalam perang saudara, pemain (Madrid) dibunuh, ditahan dan diasingkan," begitu lanjutannya.
Sebelum relasi kedua kubu makin memanas seperti ini, Kejaksaan menemukan bukti bahwa Barca membayar total 7,3 juta euro (120,3 miliar rupiah) selama 2001-2018 ke rekening dua perusahaan milik Negreira, DASNIL dan NILSAT, dalam bukti salinan invoice.
Kejaksaan menilai pembayaran tersebut dilakukan sebagai bagian kerja sama Barca dengan pihak Negreira untuk memengaruhi hasil pertandingan.
Klub dituding melakukan suap agar diuntungkan dalam pertandingan, termasuk dapat hak menentukan soal perekrutan wasit dan keputusan-keputusannya selama laga.
— Real Madrid C.F. (@realmadrid) April 17, 2023