Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Erick Thohir pun angkat bicara terkait hal ini karena menurutnya sistem sepak bola di Tanah Air memang tidak konsisten.
Menurutnya sepak bola memang selalu ada dinamika dan harus bisa diselesaikan satu persatu.
"Tentu di sepak bola ini dinamikanya sangat luas, tetapi tentu konteksnya yg saya sampaikan harus satu persatu. Nah, saya melihat situasi kemarin Liga di mana ada perdebatan pemikiran, kok sepertinya Liga tidak konsisten memberikan bonus, ya memang tidak konsisten kalau kita lihat data-datanya 2015 itu tidak ada bonus, 2016, 2017 ada, 2018 sampai skrng tidak ada, artinya apa konsistensi ini tidak terjadi," ujar Erick Thohir kepada awak media termasuk BolaSport.com, Rabu (19/4/2023).
"Saya tidak hanya bicara liga saja, PSSI juga begitu, karena saya bicara dengan liga kenapa kok ini tidak ada bonus, ya memang tadi, tidak konsisten. Lalu kalau ditanya bagaimana kepemilikan Liga dan PSSI, sama Liga sudah merasa juga sudah mentransfer uang ke PSSI, uangnya dipakai apa itu juga yang tidak konsisten," lanjutnya.
"Nah, itu juga yang tidak boleh bercampur uang AFC, uang FIFA Forward, uang Liga gak boleh keccampur-campur. Makanya itu sejak awal ku bilang, perbaikan manajemen yg profesional transparan dan jugan konsisten itu yg diperlukan untuk melakukan transformasi sepak bola Indonesia, jangan saling salah menyalahkan. Tetapi seperti yang saya bilang sejak awal, kita harus instropeksi dan harus perbaiki, tetapi perbaikan itu tak bisa langsung menyeluruh secara sesaat."
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu mengatakan bahwa untuk belakangan ini memang sudah mulai bisa diperbaiki satu persatu.
Sebelumnya permasalahan gagalnya Piala Dunia U-20 yang batal bergulir di Indonesia bisa diselesaikan.
Kemudian persoalan wasit juga sudah mulai dicarikan solusi dengan diberi asuransi dan jaminan terkait dalan satu musim setiap wasit paling tidak harus memiliki 10 hingga 11 kalj meniup peluit.
Terbaru permasalahan juara Liga 1 yang tidak mendapatkan hadiah uang.