Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Marquez lantas menyebut bahwa kurangnya traksi saat keluar dari tikungan memaksanya untuk mengambil risiko dalam pengereman.
"Seperti yang Anda lihat kemarin, satu-satunya cara untuk mendapatkan waktu lap yang bagus adalah dengan pengereman," terang Marquez, dilansir dari Crash.net.
"Dan kami mengerem dengan sangat terlambat. Jika tidak, kami hanya akan finis di posisi ke-10, ke-11, dan ke-12."
Malang bagi Marquez, pindah haluan tak semudah yang dibayangkan, lebih-lebih jika nekat melakukannya tahun depan.
Pembalap tersukses dalam satu dekade terakhir itu terancam hiatus dahulu karena opsi yang dimilikinya untuk 2024 sangat terbatas.
Tim-tim pabrikan lain enggan menerima Marquez, mulai karena masalah kontrak hingga reputasi besar Si Semut dari Cervera.
"Kalau dia menang, pujian diberikan kepada pembalapnya," ujar CEO KTM, Stefan Pierer, kepada Speedweek.com.
KTM diisukan menjadi calon destinasi Marquez karena kesamaan sponsor utama mereka dengan sang pembalap.
"Kalau dia kalah, kesalahan akan dilimpahkan pada motor saya." Singkatnya, beberapa tim minder dengan latar belakang Marquez yang mentereng.
Baca Juga: Boro-Boro Hengkang dari Honda, Marc Marquez Sudah Ditolak di Mana-Mana