Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Bukan soal Tinggi Badan, Taufik Hidayat Ungkap Bagaimana Cara Anthony dan Jonatan Kalahkan Axelsen
Soal uang hadiah turnamen, pemegang medali emas Asian Games Doha 2006 itu mengatakan mengejar uang hadiah turnamen tidak sebanding jika prestasi tidak dicapai dengan baik.
"Kalau hanya sampai babak pertama buat apa. Beda kalau kita kerja, akan perhitungan dulu. Ada untung, baru kita kerjakan. Kalau jadi atlet, juara dulu. Nanti yang lain mengikuti, memang hadiahnya kalau lihat sekarang jumlahnya besar."
"Cuma apa itu yang dikejar? Hadiah besar itu kalau juara turnamen Super 1000. Makanya, jadi atlet itu harus jujur dengan diri sendiri. Kalau tidak siap, buat apa harus pergi mengikuti pertandingan," tutur Taufik.
"Daripada kalah pada babak pertama, babak kedua. Apalagi,kalau dilihat anak-anak sekarang, zamannya sosmed. Nanti dirundung, terbawa perasaan (baper), dia marah."
"Buat apa, jadi saya harap dia bisa menghitung pertandingan mana yang harus diikuti. Ada turnamen yang wajib dan tidak wajib diikuti. Harus pandai, jangan hanya datang latihan, tidak bertanding. Kita harus memikirkan strateginya juga," ujar Taufik.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Anthony meraih medali emas perunggu.
Dia diharapkan mengikuti jejak Axelsen yang meraih medali perunggu pada Olimpiade Rio 2016 dan pada Olimpiade berikutnya merebut medali emas (Olimpiade Tokyo 2020).
"Kalau masalah luck itu seperti garis tangan kita. Latihan sampai 90 persen, berdoa 1 persen. Tuhan bilang tidak, luck itu ada di Tuhan bukan di kita. Dari saya, menentukan keberuntungan bagus tidak bisa," aku Taufik.
"Kami hanya bisa mendorong dan berdoa. Kalau bisa, dia lebih baik lagi gitu loh seperti Axelsen perunggu jadi emas, Ginting perunggu jadi emas ya saya berharap itu, saya berdoa."