Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer timnas U-22 Indonesia, Sumardji menyatakan bila adanya psikolog ini menjadi pembeda sekaligus hasil evaluasi ketika timnas U-22 Indonesia dipegang Shin Tae-yong dan kali ini Indra Sjafri.
"Jadi memang di event SEA Games ini kami mendapatkan tambahan kekuatan di dalam tim yaitu psikolog. Yang memang itu saran dari pak Ketum dan Waketum supaya melekat kepada tim," kata Sumardji.
"Hasilnya cukup baik. Paling tidak yang bisa kami rasakan adalah menguatkan mental anak-anak di samping mental itu bagian evaluasi selama saya membawa Timnas sama STY dan sekarang."
"Adanya penguatan mental dari psikolog, saya bisa kolaborasi dan yakinkan ke pemain. Intinya kalau mental itu benar-benar digembleng dan dirasakan nyaman, mereka bisa berjuang untuk bangsa dan sudah dibuktikan lawan vietnam 10 lawan 11," tambahnya.
Baca Juga: Timnas U-22 Indonesia Curi Start, Sudah Pelajari Kelemahan Thailand dan Punya Strategi Khusus
Di semifinal, Timnas U-22 Indonesia sempat bermain dengan 10 orang dari menit ke-60 sebelum akhirnya mampu mengunci kemenangan 3-2 atas Vietnam lewat gol Taufany Muslihuddin.
Kini tinggal selangkah lagi timnas U-22 Indonesia bisa mengakhiri puasa medali emas selama 32 tahun, syaratnya adalah mengalahkan Thailand di final.
Sumardji menekankan pentingnya kekuatan mental untuk laga puncak.
"Ketika menghadapi final seperti ini faktor utamanya adalah mental perjuangan dan mental juara, karena taktik seperti apapun yang namanya final yang menentukan adalah bagaimana kekuatan mental itu sendiri," kata Sumardji.