Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Mesin Bandel Jim Miller, Si Paling Petarung di UFC yang Tak Kenal Kompromi

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Jumat, 2 Juni 2023 | 07:00 WIB
Jim Miller (kanan) melepaskan pukulan ke Thiago Alves dalam pertarungan kelas tangkapan pada UFC 205 di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, 12 November 2016. (TWITTER.COM/FIGHT24.PL)

BOLASPORT.COM - Jim Miller mungkin belum pernah merasakan sabuk juara melingkar di pinggangnya. Akan tetapi, dia punya cara lain untuk menaruh warisannya di UFC.

Miller membangun legasinya dengan memegang dua rekor penting di UFC yaitu pertandingan terbanyak (41 laga) dan kemenangan terbanyak (24 laga) dalam sejarah.

Tak cuma sekadar tampil, Miller juga pernah berbagi arena dengan sejumlah nama besar di ajang MMA paling bergengsi ini.

Baca Juga: Jim Miller Ungkap Rahasia Karier Panjang di UFC Jelang Lawan Jared Gordon pada UFC Vegas 74

Daftar lawan Miller dimulai dari jagoan lawas seperti Benson Henderson, Donald Cerrone, Nate Diaz, hingga jawara yang masih aktif yaitu Charles Oliveira, Dustin Poirier, dan Beneil Dariush.

Keaktifan petarung kelas ringan asal New Jersey, Amerika Serikat, tersebut menjadi pembeda dalam rekor pertandingan ini.

Jika dirata-rata sejak debut impresifnya di oktagon pada Oktober 2008 hingga laga terakhirnya pada Februari 2023, Miller setidaknya bertanding sekali setiap 4 bulan dan hampir 1 pekan.

"Jujur saya, banyak keberuntungan terlibat di dalamnya," aku Miller kepada BolaSport.com soal kunci dari karier panjangnya dalam wawancara via Zoom.

Keberuntungan ini dipadukan Miller dengan lingkungan yang positif, sikap keras kepala, dan catatan medisnya yang minim dengan cedera.

Miller malah berseloroh cedera terberatnya adalah ketika lehernya kaku gara-gara menabrak dada rekan sparing yang lebih tinggi dengan keras.

Bukan berarti Miller tak pernah kenapa-kenapa. Pada 2015 dia sebenarnya menderita lyme, infeksi bakteri karena gigitan kutu yang bisa membuat seseorang mudah lelah.

Meski penyakit membatasi latihannya, petarung berjuluk A-10, nama pesawat tempur, masih bisa bertarung sebanyak tiga kali sepanjang tahun itu walau cuma menang sekali.

"Saya keras kepala," sahut pria yang mengaku siap bertarung juga saat dulu terjangkit Covid-19 kalau diperbolehkan.

"Saya paham kita tidak akan pernah selalu dalam kondisi 100 persen. Jadi, ada banyak pertarungan yang saya jalani dalam keadaan sakit atau cedera."

"Saya bisa menang dalam beberapa di antaranya, juga kadang-kadang kalah."

Baca Juga: Kata Petarung Veteran UFC, 1 Faktor Islam Makhachev Bisa Bertahan Lama di Takhta

"Tetapi, saya juga pernah menjalani petarungan di mana saya merasa on-fire dan tidak mengalami cedera sama sekali namun saya kalah dalam beberapa pertarungan itu.

"Jadi, keberuntungan jelas banyak berpengaruh dalam karier saya. Keberuntungan dan banyak sikap keras kepala."

Sikap keras kepala ini juga yang membuat Miller menjadi salah satu petarung kesayangan penggemar di UFC karena bertanding tanpa kompromi.

Diakui Miller bahwa bertarung untuk mengejar keputusan juri bukan gayanya. Tujuannya cuma satu yaitu menyelesaikan pertarungan dengan finis.

Deretan kemenangan finis akhirnya dibukukannya, sebagian besar diraih via submission, alias kuncian, impresif dan terkadang brutal karena lawannya sampai pingsan.

Salah satu kuncian terbaik Miller adalah kneebar ke Charles Oliveira yang menghasilkan bonus kuncian di UFC 124 pada 2010.

Diawali dengan kecerdikan memutar badan untuk menangkap kaki Olivera, Miller menghentikan sensasi Do Bronx yang saat itu dipandang sebagai prospek cerah berkat rekor 14-0.

Miller sadar bahwa dia mungkin akan meraih lebih banyak kemenangan jika mau berkompromi. Meski begitu, dia tidak pernah menyesalinya.

"Kecintaan saya pada olahraga ini tumbuh dari melihat orang-orang yang ingin menyudahi laga lebih cepat," ungkap petarung yang 12 kali mendapat bonus penampilan, terbanyak di UFC.

Baca Juga: Duel Musuh Terakhir Khabib Nurmagomedov Dibayangi 1 Gelar Konyol UFC

"Wanderley Silva, Renzo Gracie, Fedor Emelianenko. Orang-orang ini tidak mau menyerahkan pertarungan kepada tiga orang yang mungkin tidak pernah berlatih selama hidup mereka."

Akan menginjak usia 40 tahun pada 30 Agustus mendatang, Miller belum memiliki rencana untuk memelankan mesinnya.

Dia berharap kariernya akan selesai sebagaimana ketika dia memulainya 18 tahun yang lalu yaitu rutin bertanding melawan lawan-lawan terbaik yang bisa dihadapi.

Akhir pekan ini, Miller akan menghadapi Jared Gordon.

Gordon menyanggupi pemberitahuan singkat untuk menggantikan Ludovit Klein yang seharusnya menjadi lawan Miller di UFC Vegas 74 pada Minggu (4/6/2023) pagi waktu Indonesia.

Petarung berjuluk Flash menjadi pembicaraan ketika dianggap dirugikan juri saat dikalahkan rising star, Paddy Pimblett, via keputusan angka mutlak di UFC 282 pada Desember lalu.

Miller berharap pertandingannya dengan Gordon akan berlangsung dengan seru dan selesai tanpa cedera apapun demi menjaga ambisi terakhirnya.

Misi Miller untuk akhir kariernya adalah mencapai pertandingan ke-45 di oktagon saat event pay-per-view UFC 300 berlangsung sekitar tahun depan.

Kebetulan, Miller sudah ikut tampil di event berangka kelipatan seratus yaitu UFC 100 dan UFC 200. Di dua kesempatan itu dia selalu menang.

Baca Juga: Takhta Kelas Berat ONE Championship Diperebutkan Arjan Bhullar dan Anatoly Malykhin di ONE Friday Fights 22

"Saya mencoba menghitung tempo hari. Saya pikir akan terjadi pada international fight week, yaitu di bulan Juli tahun depan," ucap Miller.

"Akan tetapi, saya melihat angka-angkanya, ternyata baru sampai UFC 296 pada akhir tahun ini."

"Mungkin UFC harus menggelar banyak event supaya bisa mengadakan 4 pay-per-view dalam waktu 6-7 bulan setelah 2023."

"Saya tahu UFC bisa melakukannya. Yang jelas saya ingin mencapai UFC 300, menjadi orang yang bertarung di UFC 100, UFC 200, dan UFC 300," pungkasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P