Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tetapi berkaca dari pengalaman dia sendiri, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Tontowi Ahmad itu mewanti-wanti agar para pemain Indonesia tidak terlampau menggebu-gebu.
Ya, Liliyana sudah kenyang asam garam bagaimana menakutkannya Istora Senayan Jakarta kala itu.
Ia dan Tontowi sempat harus menjumpai tujuh kali kegagalan sebelum akhirnya mampu berdiri di podium tertinggi, di hadapan publik Tanah Air.
"Tapi jangan jadi bumerang juga, karena kami (Liliyana/Tontowi) pernah mengalami juga terlalu berkeinginan," kenangnya.
"Tapi, malah akhirnya dijuluki Istora angker untuk Owi/Butet kan," ujar Liliyana yang akhirnya juara Indonesia Open back-to-back pada 2017 dan 2018.
Liliyana yang pernah meraih perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto juga tak lupa mengingatkan para juniornya agar pintar-pintar jaga kondisi.
Apalagi, turnamen BWF sekarang makin padat.
Belum lagi sengitnya persaingan karena kualifikasi Olimpiade Paris 2024 sudah dimulai.
Liliyana menilai pasangan Rehan Naufal Kusharjano/Lisa Ayu Kusumawati menjadi yang saat ini paling siap. Asalkan kondisi fisik dijaga betul.
"Saran saya untuk adik-adik pelatnas bisa menjaga fisik, apalagi turnamen sekarang kan berderet-deret seperti ini ya," ucap pemain yang kerap disapa Butet ini.