Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sindiran yang diberikan kepada pembalap tim pabrikan Jepang di MotoGP karena terus mengeluh mendapat jawaban.
Adalah Miguel Oliveira, pembalap tim satelit Aprilia, CryptoDATA RNF, yang turut buka suara.
Pemenang MotoGP Indonesia tersebut memang dikenal sebagai salah satu pembalap yang cerdas dan kritis dalam analisisnya.
Baca Juga: 2 Raksasa MotoGP Terpuruk, Bos Ducati Sindir Honda dan Yamaha: Jangan Cuma Dengarkan 1 Pembalap
Seperti yang diketahui, MotoGP saat ini dikuasai oleh pabrikan-pabrikan Eropa seperti Aprilia, KTM, dan, utamanya, Ducati.
Sementara pabrikan dari Jepang yang punya sejarah besar yaitu Honda dan Yamaha, berubah menjadi penggembira karena kesulitan untuk menembus persaingan.
Nama-nama juara dunia seperti Marc Marquez, Joan Mir (Repsol Honda), hingga Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) kini kepayahan untuk sekadar finis tiga besar.
Mendengar Quartararo dan Marquez mengeluh tentang motor mereka pun tak lagi dianggap klise karena memang demikian adanya.
Sindiran kemudian datang dari pembalap Red Bull KTM, Jack Miller, setelah bergulirnya MotoGP Jerman pada akhir pekan lalu.
Pembalap yang pernah menang lomba dengan motor lama Honda itu mencela pembalap-pembalap yang terus mengeluh dengan kesulitan mereka.
"Semua orang ingin mengeluh soal motor mereka, tidak ada yang ingin melakukan sesuatu dengannya," ujar Miller, dikutip dari The Race.
"Akan tetapi, diamlah! Kerjakan tugas Anda, Anda dibayar untuk mengendarai motornya, bukan untuk menjadi tuan putri dan mengeluh soal motornya."
Kalimat Miller lainnya yang menunjuk "pembalap yang tidak bisa menyelesaikan satu lap pun" disinyalir ditujukan kepada Marc Marquez yang mundur dari lomba.
Adapun pendapat berbeda diutarakan oleh Oliveira.
Menurut Oliveira, keresahan pembalap bisa dimaklumi karena peran mereka makin berkurang di era MotoGP saat ini.
Baca Juga: Pengamat MotoGP: Marc Marquez Mungkin Sudah Menyerah dengan Honda
"Tidak ada pembalap yang bisa mengatasi kemampuan motor," kata Oliveira kepada Motorsport, dinukil BolaSport.com.
"Olahraga ini selalu menjadi simbiosis antara pembalap dan motornya, dan pada akhirnya rider yang paling memahami motornya dan bisa memaksimalkannya akan menjadi juara."
Pengaruh motor yang makin besar pada MotoGP juga dipengaruhi lesatan teknologi dalam beberapa tahun terakhir.
Termasuk dalam hal aerodinamika, pabrikan-pabrikan Eropa menuai kerja keras mereka dalam pengembangan yang lebih maksimal daripada rival dari negeri seberang yang lebih konservatif.
Daya cengkeram motor yang lebih besar membuat pembalap lebih berani mengambil risiko dalam pengereman, salah satu titik krusial salip-menyalip.
Di sisi lain, mereka yang tertinggal dalam hal ini terseok-seok. Saat mencoba membawa si kuda besi melewati batas performa, kecelakaan lebih sering menjadi hasil akhirnya.
"Saat ini, perkembangan aerodinamika memiliki pengaruh yang menentukan pada motor," terang pembalap asal Portugal itu.
"Tak pelak lagi, ini mulai mengambil proporsi dan persentase yang sedikit lebih besar dari performa yang mereka miliki sebelumnya."
"Dengan motor-motor saat ini, lebih sulit bagi rider untuk membuat perbedaan," ujar Oliveira.
Baca Juga: MotoGP Belanda 2023 - Diintai Risiko Lumpuh, Pol Espargaro Sesali Insiden yang Paksanya Absen Lagi
Oliveira jatuh kepada kesimpulan bahwa percuma saja pembalap punya kemampuan hebat tetapi tidak didukung dengan motor yang bagus.
"Saya memimpikan MotoGP di mana pembalaplah yang membuat perbedaan," kata Oliveira dalam interviu lain dengan kanal Youtube, Giovanni Zamagni, dilansir dari Motosan.es.
"Saat ini, meski Anda memiliki banyak bakat, jika Anda tidak memiliki motor yang bagus, Anda tidak bisa mendapatkan hasil."