Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Terungkap Misteri Anjloknya Performa Pahlawan Thomas Cup India

By Nestri Y - Jumat, 30 Juni 2023 | 18:00 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra India, Lakshya Sen, berpose dengan medali emas Commonwealth Games 2022 di NEC Arena, Birmingham, Inggris, Senin (8/8/2022) (BEN STANSALL/AFP)

BOLASPORT.COM - Lakshya Sen menjadi salah satu pahlawan India pada Thomas Cup 2022. Namun, performanya menurun drastis dalam setahun terakhir karena keputusan yang bisa menyelamatkan masa depannya.

Sen mulai dikenal sebagai salah satu calon bintang besar tunggal putra India sejak rentetan prestasi di level junior hingga pernah menyentuh peringkat satu.

Footwork dan permainan agresif menempatkan Sen dalam daftar bocah ajaib, satu generasi bersama Kunalvut Vitidsarn (Thailand) dan An Se-young (Korea Selatan).

Baca Juga: Ringankan Beban Flandy Limpele, Eks Pemain Keturunan Indonesia Latih Tunggal Putra Hong Kong

Tahun lalu pun Sen sempat diperhitungkan karena deretan prestasinya.

Sen menjuarai India Open, mencapai final All England Open, lalu mengantarkan India merebut gelar pertama di Thomas Cup dengan menekuk Indonesia di final.

Pemain berusia 21 tahun memenangkan poin pertama India dengan mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting walau sempat kalah 8-21 pada gim pertama.

Kemenangan Sen turut membuat segenap tim India terpacu hingga mempermalukan Indonesia, juara bertahan dan unggulan pertama, dengan skor telak 3-0.

Sen masih menambah koleksi trofinya dengan medali emas Commonwealth Games 2022, ajang multi-event penting bagi negara-negara persemakmuran Inggris, pada Agustus silam.

Namun, penampilan Sen kemudian justru menurun.

Setidaknya dalam kurun waktu enam bulan terakhir, nama Sen lambat laun mulai dilupakan sebagai salah satu unggulan, karena performa buruk.

Sen sering tersingkir pada babak-babak awal turnamen. Dia bahkan tak cuma sekali kalah dari pemain yang memiliki peringkat di bawahnya.

Akibatnya posisi Sen dalam pemeringkatan dunia BWF merosot. Sempat nangkring di peringkat enam dunia pada akhir tahun lalu, Sen kini berada di peringkat 18.

Kepada BWF Badminton, mantan Juara Asia Junior itu akhirnya mengungkap beberapa kendala yang membuat penampilannya anjlok.

Ternyata Sen mengalami dampak dari operasi hidung yang dijalaninya pada setelah Kejuaraan Dunia 2023 pada akhir bulan Agustus.

Baca Juga: Tunggal Putra Indonesia Hati-hati, Titisan Lin Dan Kini Dipandu Dua Legenda China Sekaligus

Sen memutuskan untuk naik ke meja operasi karena adanya penyimpangan pada septum di saluran hidung sebelah kanannya.

Kondisi ini telah mengganggunya sejak masih kecil sampai dia harus bernapas dengan mulutnya ketika hidungnya tersumbat.

Pembedahannya melibatkan pemotongan sebagian tulang yang menghambat asupan udara dan pemulihan bentuk hidung.

Awalnya diperkirakan membutuhkan waktu tiga bulan. masa pemulihan yang dijalani Sen justru molor sampai lebih dari delapan bulan.

Pasca-operasi, Sen mengalami banyak alergi dan gangguan perut.

"Saya menjalani operasi untuk septum yang agak bengkok. Itu menyebabkan banyak alergi dan gangguan perut," kata Lakshya Sen.

"Pada dasarnya, kekebalan tubuh menjadi menurun dalam waktu lama, kemudian butuh waktu lama dengan pengobatannya," imbuh dia.

Sen sempat tidak kuat latihan sehingga harus melakukan penyesuaian dengan mengubah pola makan dan porsi latihan.

"Pemulihannya tidak terlalu lancar. Setiap kali saya berlatih, saya cedera atau sakit," tutur pemenang medali perunggu Kejuaraan Dunia 2021 ini.

Baca Juga: Diarahkan Jadi Penggebuk, Rahmat Hidayat Digembleng Program Khusus agar Imbangi Kevin Sanjaya

"Kemudian saya harus rehat dulu, karena selama dua bulan pertama, saya tidak menyangka kondisinya bisa seserius ini."

Sen memang membuat keputusan penting dengan mengambil langkah operasi.

Jika tidak ditindak sekarang, kondisi itu bisa mengganggu penampilannya. Namun, Sen tidak siap dengan efek pascaoperasi yang di luar prediksi.

"Saya merasa operasi itu diperlukan karena bisa menyebabkan masalah serius di tahun-tahun mendatang," ucap Sen.

"Apalagi, saya ingin mengikuti kualifikasi Olimpiade tanpa beban pikiran. Saya sudah merencanakannya, tapi belum siap dengan efeknya."

"Ini bukan karena obat, tapi karena hidung saya menjadi sangat sensitif. Dengan kekebalan menurun, setiap perubahan cuaca atau air, saya bisa sakit atau sakit perut," imbuhnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P