Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pengakuan Yamaha, 'Kami Alami Masa Suram Bahkan dengan Valentino Rossi'

By Delia Mustikasari - Minggu, 16 Juli 2023 | 10:20 WIB
Dari kiri ke kanan: Lin Jarvis, Valentino Rossi, dan Massimo Meregalli. ( GPONE.COM )

BOLASPORT.COM - Pembalap asal Prancis, Fabio Quartararo, mengantar Yamaha menjadi juara dunia MotoGP 2021.

Tetapi, sejak itu peruntungan mereka anjlok. 

Quartararo saat ini berada di urutan kesembilan klasemen MotoGP, sementara rekan setimnya Franco Morbidelli di urutan ke-11 dengan hanya raihan satu podium di antara mereka.

"Kami mengalami masa-masa sulit lainnya, seperti dengan Vale dan Maverick Vinales," kata direktur tim Yamaha, Massimo Meregalli kepada Marca dilansir BolaSport.com dari Crash.

"Sekarang, saingan kami, terutama yang dari Eropa, telah melakukan lompatan yang sangat besar," aku Meregalli.

"Aneh melihat tiga tim pabrikan Eropa di atas dan dua produsen Jepang mengalami kesulitan. Tentunya kami harus mengambil langkah untuk mengubah metode kerja. Kami sedang bekerja," ucap Meregalli.

"Itu hal klise, tetapi kami harus menyatukan cara orang Jepang dengan cara orang Eropa arena kami sudah memiliki basis di Italia, dengan insinyur Eropa."

"Kami harus menyatukan mereka untuk memiliki keuntungan. Kami sedang melakukannya."

Meregalli berharap usaha yang dia lakukan untuk menyatukan kedua insinyur Jepang dan Italia bisa tampak dalam waktu dekat.

Yamaha identik dengan tahun-tahun kejayaan Rossi bersama. Mereka bergabung untuk memberi pembalap legendaris empat kejuaraan kelas utamanya.

Tetapi, mereka meminta maaf kepada pembalap mereka setelah 25 balapan tanpa kemenangan antara 2017 dan 2018.

Musim ini terasa suram bagi Yamaha.

Baca Juga: Kejuaraan Asia Junior 2023 - Presiden BAM Geram Malaysia Lagi-lagi Pulang dengan Tangan Hampa, Satgas Khusus Langsung Dibentuk

"Yang pasti, ini merupakan awal musim yang sama sekali berbeda dari yang kami harapkan," kata Meregalli.

"Kami melakukan beberapa pengujian musim dingin yang bagus, di mana kami puas dengan semua pekerjaan yang telah dilakukan di Jepang," ujar Meregalli.

"Tetapi, kami telah belajar, tidak memiliki pengalaman dengan aerodinamika, bahwa tidak cukup hanya meningkatkan downforce dan kecepatan."

"Anda juga perlu mengetahui cara membelokkan motor, karena dengan apa yang terjadi musim dingin ini. Kami meningkatkan downforce, kecepatan maksimum, tetapi kemudian motor tidak berputar," tutur Meregalli.

"Ketika kami harus melakukan homologasi paket aerodinamis pertama. Kami harus kehilangan sedikit kecepatan tertinggi dan kembali ke 2021 untuk setidaknya memiliki pengendalian. Itu mengecewakan. Kami memiliki tujuan lain."

Menurut Meregalli, Yamaha tidak perlu membicarakan krisis karena mungkin pihaknya telah mengarahkan pengembangan ke arah yang salah.

"Kami membayar sedikit pengalaman aerodinamika itu. Yang lain memulai jauh sebelum kami dan sekarang kami membayar untuk penundaan itu," ucap Meregalli.

"Kami harus melakukan yang terbaik dengan apa yang kami miliki hingga balapan berikutnya. Kami harus siap dengan tim yang kami miliki untuk memanfaatkan masalah yang dimiliki orang lain seperti yang terjadi di Austin."

"Ketika ada kesempatan, tidak selalu tercapai karena pembalap kami selalu dipaksa untuk memaksakan diri hingga batasnya dan itu membuat Anda melakukan kesalahan," ujar Meregalli.

MotoGP kehilangan Suzuki dan sekarang sesama tim pabrikan Jepang mereka Yamaha dan Honda merana di bawah rekan-rekan Eropa mereka.

"Tidak, saat ini, tidak ada tanda sedikitpun bahwa Yamaha memutuskan untuk pergi (keluar dari Yamaha)," ucap Meregalli.

"Kami sudah membicarakan peraturan 2027 dan kami memiliki kesepakatan dengan Dorna."

Persaingan MotoGP 2023 akan dilanjutkan pada seri balap MotoGP Inggris di Sirkuit Silverstone, 5-7 Agustus.

Baca Juga: Korea Open 2023 - Fajar/Rian Prioritaskan Kesiapan Mental Bertanding 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P