Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Memutuskan untuk pensiun bukan berat, tetapi sudah seharusnya. Kesibukan setelah pensiun fokus ke kaluarga kecil. Ada beberapa bisnis yang saya handle. Dari meeting ke meeting."
"Saya juga masih menjadi advisor di pelatnas dan Jaya Raya. Saat saya minta izin pensiun habis Olimpiade 2020, mereka masih berat hati, izin menikah dan pensiun, mereka merelakan."
"Tetapi, saya masih jadi role model diminta bagian dari pelatnas. Jangan sampai keluar begitu saja. Setelah saya jadi juara Olimpiade, saya juga aktif di BWF di komisi atlet sebagai ketua," ucap Greysia.
" Saya pikir ini tugas yang mulia dan saya lakukan dengan sukarela."
Tanpa dukungan, perhatian dan doa, Greysia tak akan mampu melewati catatan hitam di Olimpiade London 2012.
Begitupun momen emas di Olimpiade Tokyo 2020, bukanlah prestasi yang ia raih seorang diri, akan tetapi di balik itu ada support system yang punya peranan besar.
Berangkat dari sinilah, Greysia merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi kembali kepada masyarakat. Perempuan kelahiran 11 Agustus 1987 ini berharap bisa memberikan kontribusi dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Greysia telah membuktikan sendiri, tak ada mimpi yang terlalu tinggi.
"Sekarang saya ada di bab baru dalam hidup saya. Ternyata setelah berhenti jadi atlet, saya masih punya panggilan untuk giving back to society, untuk Indonesia," kata Greysia.
"Semoga apa yang sudah saya lalui dalam karier saya, bisa menjadi pembelajaran dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Kerja keras dan dedikasi membawa saya ke puncak karier di Olimpiade Tokyo."
"Semua itu bisa terjadi karena saya tidak membiarkan segala keterbatasan menghentikan mimpi besar saya. Jika saya bisa, maka semua juga pasti bisa," ujarnya.
Sebagai Ketua Komisi Atlet di Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Greysia terpilih lewat voting para pebulutangkis dari seluruh dunia, mereka percaya Greysia dapat mewakili aspirasi para atlet.