Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Komang Ayu Cahya Dewi, mencapai babak kedua dalam debutnya pada turnamen Super 500, Australian Open 2023 yang berakhir 6 Agustus kemarin.
Perjalanan pebulu tangkis 20 tahun itu dihentikan Aya Ohori (Jepang), 12-21, 10-21. Meski begitu, Komang mengaku senang karena mendapat banyak pengalaman.
"Pastinya kalau melawan pemain yang sudah top level, dari segi pukulan dan permainan bisa di jadikan pembelajaran," kata Komang kepada BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Sebelum turun pada Australian Open, Komang mengaku sudah menjalankan program yang diberikan pelatih dengan maksimal.
"Manfaatnya terasa saat di Australia. Kecepatan kakinya sudah mulai bertambah dan memang kemarin lawan levelnya memang di atas saya," aku Komang.
"Kekurangan dari tunggal putri kalau dari saya adalah ketahanan dan jam terbang bertanding perlu diperbanyak," ucap Komang.
"Memang saya belum tahu berapa banyak turnamen yang diperlukan sampai benar-benar mencapai level atas. Tetapi, akan diusahakan beberapa pertandingan di Super 500 atau 300, atau itu dapat lawan lawan tangguh, mungkin dengan ini bisa lebih cepat mencapainya."
Saat ini, tunggal putri Indonesia yang stabil penampilannya baru Gregoria Mariska Tunjung.
Pencapaian Gregoria memotivasi pemain asal Bali tersebut.
"Saya perlu memperbaiki servis. Saat bermain sering memberi bola (shuttlecock) kepada lawan. Permainan saya juga masih monoton. Jadi, mau memperbanyak variasi permainan untuk mencapai tahap (seperti Gregoria)," tutur Komang.
Tunggal putri dunia saat ini diisi oleh persaingan empat pemain yakni An Se-young (Korea Selatan), Akane Yamaguchi (Jepang), Chen Yu Fei (China), dan Tai Tzu Ying (Taiwan).
Menurut Komang, untuk bisa mengejar permainan pemain papan atas dia memerlukan banyak kesempatan bertanding dan menambah kualitas latihan.
Baca Juga: Lomba Kereta Peti Sabun Hadir Kembali di Bandung Setelah 35 Tahun
"Mulai dari kecepatan kaki dan ketahanan di lapangan. Itu yang lebih diperhatikan lagi," ucap pemain peringkat ke-45 dunia itu.
"Pelatih (Indra Wijaya) memberi saya masukkan agar menambah kekuatan kaki dan power di pukulan. Kualitas permainannya juga ditambah."
"Kalau dari pelatih tidak ada target spesifik untuk saya karena memang mungkin untuk bermain di level atas beliau juga tahu posisi saya di mana. Yang terdekat mencapai peringkat 40 besar atau 30 besar dunia dulu," kata Komang.
Pada 2022, Komang masih banyak mengikuti turnamen challenge dan turnamen Super 100.
Sejak Maret 2023, tim tunggal putri Indonesia memiliki pelatih bari yakni Indra Wijaya yang sebelumnya merupakan pelatih Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
"Program latihan yang diberikan coach Indra bagus, beliau juga tegas orangnya, terus selalu memikirkan program ke depan," aku Komang.
"Kami tunggal putri masih memiliki kekurangan teknis dan non-teknis. Tetapi, faktor non-teknis lebih banyak sebenarnya."
"Kalau saya melihat An Se-young bisa menjadi juara karena sudah terbentuk dari lama. Jadi, dari startnya memang sudah mencuri duluan dari tunggal putri disini (pelatnas)," ucap Komang.
Komang menceritakan bahwa Indra Wijaya percaya bahwa tunggal putri Indonesia mampu mengejar ketertinggalan.
"Hal ini bisa dibuktikan pada Uber Cup 2021. Kami masih baru debut, tetapi kami bisa memberi perlawanan meski levelnya masih jauh dari tim lain. Kompleks sekali," kata Komang.
"Teman saya (Bilqis) juga bisa mengalahkan Akane Yamaguchi. Hal itu memberi harapan pelatih juga. Oh ternyata walaupun masih muda, tetapi bisa."
"Kalau mengejar itu dalam artian orang beda-beda ya. Kalau saya bilang mencapai seperti kak Grego ke kejuaraan itu pastinya perlu waktu juga."
"Saya tidak tahu butuh berapa ikut turnamen supaya mengejar kak Grego. Tetapi, kalau mengejar permainan sama seperti kak Grego itu baka berbeda karena tipe permainannya berbeda," ucap Komang.
Komang selanjutnya menargetkan semifinal turnamen Super 100, 300 dan selanjutnya.
"Kalau di level challenge, saya sudah mencapai semifinal, final, juara. Jadi, saya perlahan ingin mencapainya di turnamen lebih tinggi."
Komang sebenarnya dijadwalkan debut pada turnamen level tinggi pada Swiss Open, Spain Masters, dan Orleans Masters.
"Seharusnya saya mengikuti tiga turnamen itu. Namun, sore sebelum berangkat kaki saya bengkak dan tidak jadi berangkat. Saya mengalami cedera tendon achiles," aku Komang.
Komang baru kembali berkompetisi pada SEA Games 2023 Kamboja.
"Beberapa hari sebelum berangkat ke Swiss sudah terasa sebenarnya. Saat latihan masih oke. Namun, menjelang berangkat kaki saya tidak bisa digerakkan sama sekali," ucap Komang.
"Saat ini sudah tidak terasa cederanya. Saat latihan sudah berlebih dan terasa sakit, saya ke fisioterapis."
Komang selanjutnya akan mengikuti Indonesia International Challenge (IC), 29 Agustus-3 September di Medan dan Indonesia Masters Super 100 pada 5-10 September.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - 3 Ganda Campuran Indonesia Hadapi Jalur Undian Berat