Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Secara lebih luas, kedatangan Kane malah seolah memperkuat fakta ketidakmampuan Jerman melahirkan sosok penyerang tengah klasik yang hebat.
Tiada lagi bomber top sekelas Gerd Mueller atau yang lebih modern, Miroslav Klose, yang diproduksi Bundesliga.
Bisa dihitung jari sosok penyerang tengah yang terhitung level elite dihasilkan Liga Jerman 5-10 tahun terakhir.
Harry Kane has scored 1⃣5⃣+ goals in each of his last ???????????????? league seasons ⚽️ pic.twitter.com/jwe794oQdM
— LiveScore (@livescore) August 10, 2023
Belakangan strategi transfer Bayern juga dikritik lantaran amat didominasi pemain asing.
Tak satu pun produk lokal non-kiper mereka datangkan di bursa transfer dua musim terakhir.
Lesunya usaha memproduksi bomber lokal berkualitas diyakini memengaruhi kemunduran sepak bola Jerman secara keseluruhan.
Dekadensi tampak nyata setelah era keemasan Piala Dunia 2014 terlewati.
Di Piala Dunia 2018 dan 2022, Die Mannschaft selalu gugur pada fase grup.
Baca Juga: Harry Kane ke Bayern Muenchen, Sekarang atau Satu Tahun Lagi
Di Piala Eropa terakhir, mereka juga disingkirkan Inggris pada babak 16 besar.
Gaya bermain timnas Jerman yang pernah membawa mereka sukses kini semakin mudah dibaca lawan.
"Mengapa kita tidak mampu mengembangkan penyerang tengah bertalenta dari kita sendiri?" kritik Draxler berlanjut.
"Dan mengapa kita tidak bergantung lebih kepada pemain akademi sendiri?"
"Beberapa juta dari transfer Kane mungkin akan lebih baik kalau dipakai mengembangkan tim muda."
"Bahkan di DFB (federasi sepak bola Jerman), tak ada satu pun yang merasa bertanggung jawab atas kurangnya penyerang tengah klasik. Kita sedang tertidur pulas," lanjutnya.