Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Transfer mahal Harry Kane dari Tottenham ke Bayern Muenchen dianggap sebagai bukti ketidakberdayaan Jerman memproduksi bomber tajam dari garasi mereka sendiri.
Bayern Muenchen adalah pihak yang kalah dalam pertarungan harga dengan Tottenham Hotspur untuk merekrut Harry Kane di bursa transfer musim panas ini.
Klub penguasa Bundesliga berupaya sekeras mungkin menaklukkan Daniel Levy dalam negosiasi.
Namun, Bayern mendapati tiga kali proposal mereka untuk merekrut kapten timnas Inggris itu ditolak Spurs.
Mulai bergerak dari angka 70 juta euro, tawaran Die Roten akhirnya diterima Levy dalam pengajuan keempatnya.
Baca Juga: 3 Calon Pengganti Harry Maguire di Man United, Ayo Fan Emyu Pilih yang Mana?
Menurut pakar transfer Fabrizio Romano, Kamis (10/8/2023), Tottenham melunak dengan menerima paket penawaran bernilai lebih dari 100 juta euro atau 1,6 triliun rupiah.
Kini proses kepindahan Harry Kane ke Sabener Strasse tinggal menunggu keputusan sang pemain.
Di atas kertas, Bayern Muenchen tampak sebagai pemenang karena berhasil mewujudkan pembelian pemain yang sangat mereka inginkan.
Namun, sebaliknya, jurnalis senior Jerman, Alfred Draxler, dalam kolomnya di Bild menyebut kondisi ini dengan Armutszeugnis.
Istilah tersebut bisa diartikan semacam bukti ketidaklayakan atau ketidakberdayaan Bayern dan, secara umum, sepak bola Jerman.
Bayern and Tottenham have reached an agreement in principle for Harry Kane — worth more than €100m package, as @David_Ornstein reported ????????????????????????????????????
It’s now up to the player. Kane has to make final decision very soon after long negotiations. pic.twitter.com/MXp93YNZih
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) August 10, 2023
Dikenal sebagai salah satu negara dengan tradisi sepak bola yang kuat, publik Jerman kini harus melihat klub terbesar mereka mati-matian mengimpor pemain dari negara lain, apalagi Inggris, dengan harga selangit.
Pembelian Kane akan tercatat sebagai transfer 100 juta euro pertama yang dilakoni klub Bundesliga.
"Kita sekarang berada di biaya transfer sekitar 100 juta. Untuk seseorang berusia 30 tahun. Untuk seorang pemain yang kontraknya habis tahun depan."
"Jumlah yang begitu besar itu bagi saya adalah sebuah bukti ketidakberdayaan."
"Untuk Bayern yang kaya. Tapi juga buat sepak bola Jerman keseluruhan," tulis Draxler, yang kini berusia 70 tahun, dikutip BolaSport.com dari Bild.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Bayern Muenchen dan Spurs Capai Kesepakatan, Harry Kane OTW Raih Trofi Pertama
Kedatangan Kane memang diyakini bakal menambah kuat Bayern Muenchen.
Kehadiran salah satu striker terbaik di Eropa juga bisa mengangkat kembali Bundesliga selepas kepergian Robert Lewandowski.
Akan tetapi, di sisi lain, transfer sang raja gol sepanjang masa Tottenham dan timnas Inggris menggerus eksistensi penyerang lokal Jerman sendiri.
Secara lebih luas, kedatangan Kane malah seolah memperkuat fakta ketidakmampuan Jerman melahirkan sosok penyerang tengah klasik yang hebat.
Tiada lagi bomber top sekelas Gerd Mueller atau yang lebih modern, Miroslav Klose, yang diproduksi Bundesliga.
Bisa dihitung jari sosok penyerang tengah yang terhitung level elite dihasilkan Liga Jerman 5-10 tahun terakhir.
Harry Kane has scored 1⃣5⃣+ goals in each of his last ???????????????? league seasons ⚽️ pic.twitter.com/jwe794oQdM
— LiveScore (@livescore) August 10, 2023
Belakangan strategi transfer Bayern juga dikritik lantaran amat didominasi pemain asing.
Tak satu pun produk lokal non-kiper mereka datangkan di bursa transfer dua musim terakhir.
Lesunya usaha memproduksi bomber lokal berkualitas diyakini memengaruhi kemunduran sepak bola Jerman secara keseluruhan.
Dekadensi tampak nyata setelah era keemasan Piala Dunia 2014 terlewati.
Di Piala Dunia 2018 dan 2022, Die Mannschaft selalu gugur pada fase grup.
Baca Juga: Harry Kane ke Bayern Muenchen, Sekarang atau Satu Tahun Lagi
Di Piala Eropa terakhir, mereka juga disingkirkan Inggris pada babak 16 besar.
Gaya bermain timnas Jerman yang pernah membawa mereka sukses kini semakin mudah dibaca lawan.
"Mengapa kita tidak mampu mengembangkan penyerang tengah bertalenta dari kita sendiri?" kritik Draxler berlanjut.
"Dan mengapa kita tidak bergantung lebih kepada pemain akademi sendiri?"
"Beberapa juta dari transfer Kane mungkin akan lebih baik kalau dipakai mengembangkan tim muda."
"Bahkan di DFB (federasi sepak bola Jerman), tak ada satu pun yang merasa bertanggung jawab atas kurangnya penyerang tengah klasik. Kita sedang tertidur pulas," lanjutnya.