Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gil/Jang sendiri menjadi momok menakutkan saat itu sebab perjalanan mereka menuju final pun sudah heroik dengan mengandaskan wakil andalan China, Ge Fei/Gu Jun di perempat final.
Kini, 28 tahun berselang, tibalah masa Apriyani/Fadia.
Kebangkitan mereka setelah dalam beberapa turnamen BWF World Tour kurang bagus, bisa jadi akan mencetuskan titik balik manis di ajang Kejuaraan Dunia 2023 kali ini.
Pada final besok, Minggu (27/8/2023), Apriyani/Fadia akan diuji dengan lawan lebih berat.
Mereka sudah ditunggu sang juara bertahan sekaligus pasangan nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Jika melihat catatan di atas kertas, rekor head-to-head tidak terlalu enak bagi Apriyani/Fadia.
Sebab mereka tertinggal 1-4, di mana satu-satunya kemenangan atas Chen/Jia sudah terjadi pada tahun lalu di perempat final Malaysia Open 2022.
Menghadapi wakil China di ajang Kejuaraan Dunia jelas bukan hal mudah.
Dinasti ganda putri China memiliki riwayat sangat manis. Mereka mendominasi perolehan gelar di sektor ini selama 54 tahun kompetisi ini bergulir.
Dari 27 kali penyelenggaraan Kejuaraan Dunia, ganda putri Negeri Tirai Bambu telah mengoleksi 22 medali emas.
Tiga peraih emas terakhir mereka pun pelakunya adalah Chen/Jia, yang pernah menjadi juara dunia pada edisi 2017, 2021 dan 2022.