Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan bocah ajaib itu kembali memegang kendali pada pertandingan kali ini. Utamanya pada gim kedua di mana dia mampu membuat Marin tak berkutik setelah jeda interval.
Mulanya An terus mengangkat bola ke sudut belakang kanan untuk mengincar sisi backhand Marin yang bertangan kidal.
Marin cukup kerepotan dalam mengembalikan bola karena kalah angin.
Marin merespons dengan mencoba menguasai area depan. Dia berhasil memegang kendali dan beberapa kali mendapatkan bola tanggung untuk dieksekusi.
Marin mampu mengejar dari 3-8 menjadi 10-10. Namun, setelah skor interval yang ketat Marin kembali tertinggal jauh dari An Se-young.
An mampu meladeni Marin di area depan. Kombinasi pukulannya sulit untuk diikuti oleh Marin yang mulai kehabisan akal.
Marin akhirnya terjebak dalam kesalahan sendiri. Bola-bola berisikonya tidak membuahkan hasil sama sekali hingga kehilangan 11 poin beruntun.
Pengembalian Marin yang sedikit melebar dari garis akhirnya benar-benar menghadirkan titel legenda bagi An Se-young, setidaknya di negara asalnya.
Sebab, An Se-young berhasil memutus kebuntuan Korea Selatan yang tidak pernah memiliki juara dunia di sektor tunggal putri dan bahkan tunggal putra.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Kekalahan Apriyani/Fadia Hadirkan 1 Siklus Olimpiade Tersuram Indonesia