Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Ini kekecewaan yang besar untuk kami. Selamat untuk Latvia, mereka pantas mendapatkan kemenangan ini," kata Nicolas Batoum.
Dia mengatakan Prancis akan mengevaluasi performa mereka selama di Jakarta dan akan berusaha memperbaikinya saat menjadi tuan rumah Olimpiade tahun depan.
Pelatih Prancis, Vincent Collet, juga memberikan ucapan selamat kepada Latvia.
Dia memuji determinasi lawannya untuk mengejar ketertinggalan hingga berhasil mendapatkannya.
Menurut Collet, hasil ini mimpi buruk bagi Prancis setelah kekalahan besar dari Kanada sebelumnya.
Dia menilai timnya bisa bangkit dari kekalahan tersebut dan bereaksi dengan baik, tetapi hanya berlangsung selama tiga kuarter.
Prancis mengalami kesulitan di kuarter akhir.
"Spirit kami tidak bisa menyamai Latvia dalam beberapa menit terakhir."
"Saya pikir hal itu yang membuat perbedaan. Kami juga membuat beberapa foul yang konyol dan sekali gagal melakukan jaga ganti," ujar Collet.
"Ini mungkin kemenangan terbesar dalam sejarah Latvia sejak 1935," kata forward Latvia, David Bertans.
"Rasanya luar biasa ada banyak fans kami memenuhi gedung ini, menempuh perjalanan panjang dari negara kami melawan salah satu tim top dunia. Bermain seperti di rumah sendiri, rasanya luar biasa," lanjutnya.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Kekalahan Apriyani/Fadia Hadirkan 1 Siklus Olimpiade Tersuram Indonesia
"Sulit untuk mengomentari gim seperti ini," timpal pelatih Larvia, Luca Banchi.
"Wow, itu perasaan pertama yang ada di pikiran saya pada akhir pertandingan setelah tembakan terakhir, setelah saya menyadari apa yang telah kami lakukan, atas upaya menakjubkan pemain saya selama 40 menit," katanya.
Satu-satunya hal yang meresahkan Luca Banchi adalah cedera yang dialami shooter timnya, Dairis Bertans.
Sejak awal, menurutnya, cedera dari kakak Davis ini cukup serius.
Dia mengatakan dokter tim menyarankan untuk tidak memainkannya lagi sejak awal.
"Kami harus menunggu hasil pemindaian," kata Banchi berbicara soal kondisi Dairis.