Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekalahan telak AC Milan dari Inter Milan menjadi bukti kerasnya kepala Stefano Pioli menyikapi situasi buruk ini.
Lima kekalahan beruntun pada Derby della Madonnina dalam setahun ini menjadi noda di catatan AC Milan bersama Stefano Pioli.
Lebih buruk, hasil jeblok terakhir dari Inter Milan dialami Rossoneri dengan cara paling sadis.
Skor 1-5 pada duel pekan keempat Liga Italia di San Siro, Sabtu (16/9/2023), menunjukkan ada kekacauan dalam sistem racikan Pioli.
Bukannya memperbaiki hasil dari 4 kekalahan sebelumnya, sang pelatih malah terjebak dalam perangkap yang sama, bahkan kali ini lebih parah.
Pioli cuma terlihat mengubah formasi di atas kertas.
Praktiknya, pola permainan mereka malah lebih kacau.
"Jika setelah empat kali kalah derbi Anda tidak membuat penaksiran, maka ada masalah yang serius," kata jurnalis Italia, Andrea Longoni, dikutip BolaSport.com dari Tuttomercatoweb.
Baca Juga: No Messi No Party, Inter Miami Dirujak Atlanta United 5 Gol di MLS dan Telan Kekalahan Pertama
Pioli ramai dikritik karena sikap keras kepalanya yang keukeuh mengadopsi pola permainan serupa buat melawan taktik serangan frontal Inter.
Milan mengambil inisiatif untuk tampil menekan dan dominan hingga kerap memainkan garis pertahanan tinggi.
Full-back kanan Davide Calabria kerap berposisi lebih maju ke lini tengah guna membantu pengendalian bola.
Di sisi lain, Theo Hernandez yang sering menjadi penyerang dadakan dari sayap kiri juga rutin meninggalkan posnya di belakang guna menyokong serangan.
Hasilnya memang Milan berhasil mendominasi permainan dengan 60 persen penguasaan bola.
Namun, imbas buruknya, tersedia banyak ruang kosong yang bisa dieksploitasi Inter.
Calabria sering terlambat balik ke posisinya sehingga menyebabkan lahirnya berbagai peluang dari sisi kanan pertahanan Milan.
Duet Malick Thiaw dan Simon Kjaer kewalahan jika berduel satu lawan satu dengan penyerang cepat bertenaga semodel Marcus Thuram dan Lautaro Martinez.
Beberapa gol Inter Milan seperti pola textbook yang rutin mereka kreasi lewat serangan kilat yang diklaim semestinya bisa diantisipasi Pioli.
"Jika Anda tampil tanpa Tomori dan Kalulu dan tidak mengubah cara bertahan dengan Kjaer dan Thiaw, yang sering kerepotan terlibat satu lawan satu dengan Thuram, maka Anda menunjukkan sedikit kerendahan hati," lanjut Longoni.
"Kekalahan seperti ini dalam derbi tak bisa disebut kecelakaan sederhana."
"Sebuah pelajaran taktik bagi Pioli. Kali ini dia tidak mengerti apa pun," ucapnya lagi.
Sikap sang pelatih selepas pertandingan pun tidak menolong buat memadamkan kritik.
Pioli malah memperkuat stigma keras kepala yang melekat dalam dirinya karena menolak meminta maaf kepada fan.
Hal berbeda dilakukan Kjaer, yang secara terbuka meminta maaf melalui wawancara dengan Sky Sport.
"Kebobolan lima gol sangat banyak, itu berat dan menyakitkan," ujar bek asal Denmark.
"Mulai besok, kami akan menyaksikan videonya dan move on."
"Mohon maaf kepada fan dan tim, tetapi jangan lupakan semua pekerjaan yang sudah kita lakukan," imbuhnya berbesar hati.
Sementara itu, Pioli menimpali pertanyaan soal permohonan maaf kepada fan dengan berkoar tentang kemampuan pasukannya menguasai lebih banyak bola.
"Dalam empat menit awal, hanya kami yang menguasai bola," ucapnya.
"Kami masih dalam permainan sampai gol yang membuat skor 3-1."
"Inter adalah tim kuat, tidak mengejutkan, tetapi hasil akhir terlalu memberatkan jika mempertimbangkan performa kami."
"Saya tidak setuju dengan ide meminta maaf kepada fan. Apakah Anda pikir kami sengaja kalah 5-1 pada derbi?"
"Kami kecewa seperti halnya fan. Anda hanya harus meminta maaf kalau sengaja melakukan sesuatu yang salah," tambah pria yang juga pernah menukangi I Nerazzurri.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia - Derby Milan Milik Si Biru, Napoli Nyaris Buntung
Di partai tersebut, Inter Milan mendapat gol melalui aksi-aksi Henrikh Mkhitaryan (5', 68'), Marcus Thuram (38'), Hakan Calhanoglu (79'-pen.), dan Davide Frattesi (90+3').
Adapun AC Milan sekadar menceploskan sebiji gol via tembakan Rafael Leao (57').
Hasil ini merupakan kemenangan keempat konsekutif bagi Inter dan menempatkan mereka di puncak klasemen sementara Liga Italia dengan nilai sempurna.
Tripoin atas Rossoneri juga membuat pasukan Simone Inzaghi mencatat rekor memenangi lima derbi secara beruntun untuk pertama kali dalam sejarah duel mereka.