Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan itu sangat disesali oleh Apriyani/Fadia. Bukan hanya karena nyaris menyarangkan satu poin untuk Indonesia, tetapi mereka juga hampir balas dendam terhadap Chen/Jia setelah pertemuan terakhir di final Kejuaraan Dunia 2023.
"Kami bersyukur dengan permainan kami hari ini. Kami bisa bermain dengan lepas dan bisa menerapkan permainan yang baik, yang kami mau sampai akhir," ungkap Apriyani dikutip BolaSport.com dari siaran pers PBSI.
"Memang hanya di poin-poin terakhirnya saja tadi tidak pas penerapan polanya. Dan dari situ kami belajar lagi dari mereka."
"Di gim kedua akhir-akhir itu kami lebih inisiatif, lebih siap dan lawan terlihat lengah," tandasnya.
Sementara itu, Fadia, ia menyesal salah antisipasi di reli terakhir.
Poin terakhir lawan memang berasal dari pengembalian pemain 21 tahun itu yang terlalu tanggung hingga menjadi sasaran empuk bagi Jia, yang bermain kidal, untuk melancarkan smes keras di depan net.
Fadia berharap, kekalahan ini mampu membuat dia sendiri bisa berbenah sebagai bahan evaluasi. Apalagi tugas mereka masih akan lanjut di nomor perorangan bulu tangkis Asian Games 2022, yang baru akan dimulai pada 2-7 Oktober 2023.
"Di gim pertama, kami tidak terlalu tegang sebenarnya karena pemanasan sudah cukup bagus jadi kami sudah siap," kata Fadia soal laga hari ini.
"Tapi mereka langsung pegang kendali permainan. Mereka sudah lebih masuk polanya.
Kami belajar terutama saya, harus lebih cerdik di poin-poin akhir. Atmosfer beregu juga berbeda dari nomor perorangan, ini jadi pengalaman terbaik saya," tandasnya.
Tim bulu tangkis putri Indonesia berakhir kalah telak 0-3 dari China, setelah Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani juga gagal menyumbang poin.
Karena tidak lolos semifinal, tim putri Merah Putih dipastikan gagal meraih medali. Hasil ini menunjukkan penurunan sebab pada Asian Games 2018 lalu, regu putri Indonesia berhasil membawa pulang medali perunggu.