Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Thomas Doll kecewa berat dengan wasit yang kerap menghentikan permainan dan gagal mengendalikan situasi.
Hal ini tentu merusak situasi pertandingan itu sendiri, apalagi Persis Solo dan Persija Jakarta memainkan laga yang luar biasa.
Ketidaktegasan perangkat pertandingan yang bertugas membuat para pemain lepas kendali.
"Anda tahu, Anda ingin bermain untuk melihat sepak bola yang bagus, tetapi kami tidak pernah bisa melihat atau bisa mencari alasan karena wasit selalu meniup peluit untuk menghentikan permainan. Anda tahu untuk tim, mereka ingin bermain sepak bola," ujar Thomas Doll.
"Maksud saya, Persis Solo juga bermain sepak bola dengan baik, tetapi biarkan mereka bermain juga. Kadang-kadang kemudian seseorang memukul Anda, keluarkan mereka dan kemudian wasit mengendalikan permainan."
"Saya tidak berbicara cuma tentang Persis Solo dan pemain saya. Pemain juga melakukan ini dengan menendang bola ke tribune, keluarkan mereka juga."
"Kemudian Anda harus memastikan pertandingan tetap terkendali. Tetapi itulah mengapa hal itu terjadi di liga ini," lanjutnya.
Thomas Doll juga mengkritik keputusan asisten wasit yang mengesahkan gol pertama Persis Solo yang dicetak oleh Sutanto Tan.
Dalam tayangan ulang, Sutanto Tan sudah berdiri dalam posisi offside.
"Dalam situasi saat kebobolan dan skor menjadi 1-1, saya tidak tahu itu offside atau tidak, tetapi kita harus mengikuti aturan," ujar Thomas Doll.
"Ternyata offside, kami merasa ini terjadi di setiap pertandingan soal keputusan yang merugikan."
"Saya harus menyaksikannya lagi soal situasi tersebut, tetapi semuanya bilang bahwa itu offside. Jadi, skor berubah menjadi 1-1," tutupnya.