Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sementara itu, Susy Susanti juga menyuarakan hal yang sama.
Bahkan legenda tunggal putri Indonesia sekaligus mantan Kabid Binpres PBSI tahun 2016-2020 tersebut juga mengingat momen persiapan dirinya menuju Olimpiade sudah dilakukan sejak 2-3 tahun sebelum kompetisi bergulir.
"Dua tahun sebelum Olimpiade, posisi pemain dalam persaingan dunia sudah terlihat," ujar Susy yang meraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
"Setahun sebelum Olimpiade, sudah ketahuan yang bisa berangkat, jadi tinggal mematangkan permainan," tandas istri Alan Budikusuma itu.
Kesremawutan persiapan menuju Olimpiade Paris 2024 di markas PBSI sudah tercium sejak secara tiba-tiba memindahkan pelatih senior Herry Iman Pierngadi yang sebelumnya mengepalai sektor ganda putra, dipindah ke sektor ganda campuran.
Herry IP diplot untuk mengisi kekosongan kursi Kepala Pelatih ganda campuran yang ditinggalkan Nova Widianto yang sekarang melatih di Malaysia.
Yang mengherankan, PBSI sebenarnya sempat menunjuk pelatih bernama Djoko Mardianto untuk mengisi pos tersebut. Tetapi setelah 3 bulan, ia diberhentikan dengan alasan masih percobaan dan tidak sesuai kompetensi. Padahal PBSI tentu sudah mengetahui latar belakang dan sepak terjang Djoko sebelum menerimanya.
Di sisi lain, Herry IP sendiri juga sempat dilema karena tanggung jawabnya di sektor ganda putra harus 'terputus' di tengah periode krusial kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Pada akhirnya, pelatih yang biasa dijuluki Coach Naga Api itu pun sudah menegaskan bahwa dirinya tidak bisa menjanjikan apapun dalam jangka waktu dekat termasuk di Paris 2024, sebab harus memoles lagi kemampuan individual para pemain ganda campuran pelatnas.
Baca Juga: Doa Alwi Farhan untuk Bulu Tangkis Indonesia Usai Persembahkan Gelar Kejuaraan Dunia Junior 2023