Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Euforia Berlebihan Bos Ducati di Mandalika Tuai Sindiran, Merayakan Bagnaia Saat Martin Menderita

By Wahid Fahrur Annas - Kamis, 19 Oktober 2023 | 14:00 WIB
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, merayakan kemenangan pada balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 15 Oktober 2023. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Kemenangan Francesco Bagnaia pada balapan utama MotoGP Indonesia 2023 akhir pekan kemarin sekaligus memperlihatkan panasnya persaingan di internal Ducati.

Sirkuit Mandalika menjadi saksi rivalitas antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin dalam perebutan juara dunia MotoGP 2023.

Martin sempat mengkudeta posisi puncak usai memenangkan Sprint dengan keunggulan tujuh poin atas Bagnaia.

Akan tetapi baru 24 jam Martin merasakan dinginnya di peringkat teratas klasemen.

Martinator kembali tergusur setelah gagal menyelesaikan balapan selama 27 lap itu karena terjatuh.

Situasi berbalik 180 derajat, kali ini giliran Bagnaia yang berjaya dengan berhasil memenangkan balapan dengan luar biasa usai start dari posisi ke-13 di grid.

Baca Juga: Pembalap Paling Ditakuti Marc Marquez Ditampung Ducati, Si Maniak Buka Jalan Obrak-abrik MotoGP?

Sontak, keberhasilan Bagnaia itu membuat paddock tim Ducati Lenovo begitu semringah.

Dua bos Ducati yaitu Manajer Tim Davide Tardozzi dan Direktur Olahraga Paolo Ciabatti tampak merayakan dengan heboh sesaat Bagnaia menyentuh garis finis pertama.

Melihat situasi tersebut, euforia kedua bos Ducati itu dianggapn terlalu berlebihan.

Hal itu dikatakan oleh mantan teknisi MotoGP, Juan Martinez.

Teknisi yang pernah menangani pembalap beken seperti Sete Gibernau dan mendiang Nicky Hayden itu memberikan pendapatnya.

"Saya menafsirkannya sebagai mereka berada di dalam paddock mereka, karena pada akhirnya jika Anda melihat Tardozzi dengan seragamnya," kata Juan Martinez dikutip BolaSport.com dari DAZN.

"Terlepas dari apakah tim itu pabrikan, dia mewakili tim pabrikan, dia tidak mewakili Pramac, yang dengannya dia harus bahagia."

"Memang benar bahwa demonstrasi atau euforia yang berlebihan seperti itu hanya menunjukkan kepada Anda ketegangan yang mereka alami, itu benar."

"Bagi saya ketika dikatakan atau dikritik bahwa mengapa mereka senang atau tidak, karena itu adalah tim resmi mereka," jelas Juan Martinez.

"Pada akhirnya mereka memiliki beberapa kepentingan, selain sebagai sebuah merek, yang merupakan bagian dari bisnis, mereka memiliki bagian lain yaitu tim dan ini disebabkan oleh kepentingan beberapa sponsor," ujarnya.

"Ketika tim resmi bernegosiasi dengan sponsor, Anda tidak akan mengatakan ya dan tiga balapan saya akan membiarkan tim pribadi yang menang."

"Dia mengatakan bahwa kami ingin memenangkan Kejuaraan Dunia, untuk itu mereka mendiskusikan beberapa kondisi, bonus, jadi saya tidak melihat ada yang tidak beres," ucap Juan Martínez.

Baca Juga: Teringat Mendiang Suami, Bos Gresini Menyesal Lepas Pembalap Kesayangan demi Marc Marquez

Ya, Martin dan Bagnaia sama-sama mendapatkan spesifikasi motor terbaru.

Sebelumnya, Ciabatti bahkan merasa kesal yang menganggap tim pabrikan terlalu menganakemaskan Bagnaia

"Itu menjengkelkan bagi saya, karena orang yang tahu pasti memahami bahwa tim pabrikan Ducati dan Pramac itu dibekali motor yang sama," kata Ciabatti dikutip BolaSport.com dari GPOne.

Namun situasi nyatanya sikap berat sebelah yang terjadi di lapangan, Martinez menilai Bos Ducati seakan tidak netral meski sikap tersebut juga sesuatu yang tidak bisa disalahkan.

"Memang benar bahwa dalam video itu, satu-satunya yang bisa bertahan mungkin dalam situasi yang lebih netral adalah Gigi (Dall'Igna)," imbuh Martinez.

"Ciabatti dalam hal ini, Anda bisa melihatnya di sana, mereka adalah dua orang saja (Ciabatti dan Tardozzi). Mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan, merayakan kemenangan."

"Ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik bagi saya, saya tidak suka terlalu euforia karena ketika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik bagi saya, saya tidak ingin terlihat begitu kecewa."

"Jika saya menjadi Martín, daripada marah karena mereka melakukan selebrasi, saya akan dengan senang hati mengatakan 'betapa besar tekanan yang saya berikan kepada mereka'," ujar Juan Martínez.

Ya, Martinez menganggap Martin justru dalam posisi yang lebih diuntungkan karena tidak memiliki tekanan.

Sebaliknya, pembalap asal Madrid, Spanyol itu mampu memberikan tekanan kepada tim utama Ducati.

"Akan menjadi hal yang menyenangkan bagi saya untuk mengatakan bahwa saya menekan tim resmi karena melihat bagaimana mereka merayakannya," kata Martinez.

"Orang Italia dalam beberapa kasus dan Tardozzi adalah orang yang sangat bersemangat, tetapi dia adalah Manajer Tim dari tim resmi sehingga wajar jika mereka merayakan kemenangan mereka, tidak ada yang perlu dikatakan."

"Dari sana, Martin harus terus melakukan apa yang telah ia lakukan, angka nol adalah bagian dari kejuaraan. Anda harus sempurna untuk memenangkan kejuaraan, tentu saja. Karena persepsi itu sangat sulit, Anda membuat kesalahan."

"Yang penting adalah setelah Anda melakukan kesalahan, bagaimana Anda bereaksi setelahnya dan itulah yang akan kita lihat. Jika saya jadi Martin, saya akan bangga tim pabrikan merayakan kemenangannya seperti ini," ujar Martinez.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P