Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Zarco berusaha keras menahan air matanya setelah memarkirkan motornya di parc ferme.
"Ada banyak emosi haru yang berkecamuk pada akhir balapan ini. Saya berusaha untuk tidak menangis," ucap Johann Zarco berkaca-kaca.
"Butuh beberapa saat bagi saya untuk menyadari bahwa saya telah menang setelah melewati garis finis," jelasnya.
"Rasanya seperti ada beban berat yang akhirnya terangkat dari pundak saya," tambahnya.
Zarco memang baru kali ini mencicipi juara seri balapan setelah menjalani musim MotoGP selama tujuh tahun lamanya.
Dua kali juara dunia Moto2 itu debut di kelas para raja pada 2017, tetapi sering kehilangan momentum saat beberapa kali punya kesempatan untuk menang.
"Saya selalu tahu bahwa saya memiliki motor terbaik (Desmosedici Ducati GP23), tapi saya tidak memiliki perasaan yang sempurna dengan ini," curhat Zarco tentang kesulitannya dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"MotoGP sangat kompetitif, semua pembalap sangat berdekatan, saya harus memberikan yang terbaik di setiap lap. Namun itu sulit karena pada titik tertentu harus bisa memanfaatkan peluang yang tepat dan punya banyak kesabaran."
"Karena akan selalu ada pembalap yang lebih kompetitif dari saya pada hari tertentu, saya harus berusaha keras tapi itu tidaklah mudah," terangnya.
Momen tepat itu akhirnya digapai Zarco dalam waktu yang juga tepat.