Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro, dianggap melakukan tindakan yang tidak seharusnya pada seri balap ke-19 di Sirkuit Lusail, Qatar.
Aleix melakukan tindakan yang tidak terpuji saat dirinya tak kuasa menahan emosi pada sesi Free Practice MotoGP Qatar 2023 pada akhir pekan kemarin.
Sebuah perlakuan yang mengejutkan yang dilakukan pembalap paling senior di MotoGP saat ini.
Espargaro memukul kepala pembalap Monster Energy Yamaha, Franco Morbidelli.
Hal yang tidak patut dicontoh terekam kamera ketika Aleix tampak emosi dan kehilangan kesabaran saat nyaris bersenggolan dengan Morbidelli.
Pembalap yang sudah memenangkan dua balapan MotoGP 2023 itu merasa Morbidelli terlalu melambat di tikungan 6 Sirkuit Lusail, Qatar yang dianggap menghalangi jalur balapnya.
Baca Juga: MotoGP Valencia 2023 - Marc Marquez Mengaku Comeback pada 2020 adalah Kesalahan Terbesar
Namun tanpa pikir panjang lagi, Aleix balas memepet Morbidelli dengan motornya hingga terjadi perdebatan antara keduanya.
Di saat emosi Aleix mendidih, Morbidelli berusaha mendekat dan mencoba untuk menenangkannya.
Tetapi kejadian tidak terduga justru terjadi, murid Valentino Rossi itu dipukul Aleix yang kemudian lanjut memacu motor dengan masih rasa emosi.
Hingga akhirnya Aleix mendapatkan hukuman turun enam peringkat untuk mengawali balapan GP Qatar.
Tindakan itu kemudian mendapatkan sorotan dari salah satu pembalap senior dari ajang balap di tanah Inggris Isle of Man TT yakni John McGuinness.
John tak habis pikir dengan seorang pembalap yang bisa dibilang merupakan panutan oleh pembalap lain.
Tidak hanya di dalam lintasan, Aleix juga cukup memiliki kewibawaan sebagai pembalap senior di MotoGP dengan sering membawa anak-anaknya.
"Salah satu hal yang akan dikenang dari GP Qatar ini adalah perilaku beberapa pembalap," kata John McGuineess kepada Motorcycle News dikutip Motosan.
"Semua orang tampak sedikit gila, saling bersenggolan di jalan, saling bersenggolan."
"Anak-anak melihat mereka sebagai panutan, dan mereka melakukan tindakan seperti itu, memukul-mukul kepala orang lain dan meneriaki para marshal karena tidak segera mengambil motornya," ujar McGuinness.
Padahal, pembalap berusia 51 tahun itu mengakui bahwa dirinya mulai menyenangi sosok Aleix Espargaro.
John menghormati Aleix sebagai seorang ayah yang melindungi keluarganya dan mengajak anak-anaknya berpergian dari satu negara ke negara lainnya.
Akan tetapi rasa hormat itu berubah menjadi cacian usai Aleix melakukan tindakan tidak terpuji terhadap Morbidelli.
"Saya mulai menyukai Espargaro, saya melihatnya sebagai seorang ayah yang membawa anak-anaknya ke mana-mana," kata McGuinness.
"Tetapi saya kehilangan rasa hormat kepadanya selama dua minggu terakhir," ucapnya.
"Saya harap dia segera pulih dari cederanya, tetapi akhir-akhir ini dia bertingkah seperti orang brengsek," ujarnya.
Namun setelah insiden itu, Aleix mengakui bahwa tindakan itu tidak bisa benarkan di luar siapa yang salah atau siapa yang benar.
Aleix dengan kerendahan hati telah meminta maaf secara langsung kepada Morbidelli.
"Saya pergi ke rumah Morbidelli untuk berbicara dengannya dan meminta maaf," kata Espargaro kepada Motorsport.
"Tidak penting apakah itu salah saya atau dia. Saya bereaksi dengan buruk. Tiga detik itu mencitrakan saya sebagai orang yang buruk, dan saya bukan orang yang buruk," ucap Espargaro.
"Itulah mengapa saya duduk bersamanya di sofa dan saya meminta maaf."
"Saya akan bekerja untuk melihat bagaimana saya bisa lebih baik dalam menghadapi situasi tensi tinggi, sehingga situasi itu tidak terulang."
"Musim semakin panjang, tetapi saya harus belajar. Saya sudah berbicara dengan seorang psikolog, tetapi itu tidak seperti menekan sebuah tombol," ujar Espargaro.