Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jorge Martin berhasil memaksa Bagnaia berjuang hingga akhir dengan lesatan yang dibuat pada paruh musim kedua.
Saat diminta membandingkannya dengan musim lalu di mana dia bersaing dengan Quartararo, Bagnaia merasa musim ini jauh lebih sulit.
Sebabnya, Martin tak mengalami kesulitan seperti Quartararo karena faktor kuda besi yang kalah kompetitif.
Musim ini Martin mendapatkan motor Ducati Desmosedici GP23 yang sama persis dengan Bagnaia. Mereka juga bisa saling mencontek data karena satu pabrikan.
Pun soal kecepatan murni, Martin hampir selalu lebih cepat daripada Bagnaia. Ini paling terlihat saat sprint di mana Martinator menang sembilan kali.
Namun, untuk menjadi juara, diperlukan lebih daripada kecepatan.
Bagnaia lebih cerdas dalam mengatur balapannya sehingga lebih konsisten saat balapan utama yang durasinya penuh dan lebih menentukan dalam kejuaraan.
"Dengan Jorge, setelah balapan di Barcelona dia menjadi lebih percaya diri dari lomba ke lomba dan sulit untuk menghentikannya," ungkap Bagnaia.
"Tahun ini saya terjatuh di India ketika berada di depannya jadi tentunya itu sebuah keuntungan."
"Persaingannya lebih sulit tahun ini. Berbagi data ada gunanya tetapi terkadang juga membuat stres," tandasnya.