Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Martin tampil habis-habisan sesudah blunder pertama. Dengan kecepatan tinggi dia memperbaiki posisinya yang sempat melorot ke urutan delapan.
Duel sengit dengan Maverick Vinales (Aprilia) dijabani Martin sebelum mengalihkan pandangan ke Marc Marquez (Repsol Honda) yang mengisi posisi kelima.
Bencana kedua bagi Martin. Timing untuk melakukan overtake terhadap juara dunia delapan kali itu kurang pas, sehingga ia menabrak bagian belakang Marquez.
Marquez terpelanting dari motornya setelah mengalami highside. Sementara Martin masuk ke area gravel sebelum terjatuh sendiri.
Seusai insiden itu, Martin hanya bisa pasrah. Dia kembali ke garasi tim Prima Pramac, lalu duduk, dan tertunduk untuk meluapkan kesedihannya.
"Pertama, saya ingin mengucapkan selamat kepada Pecco," ujar Martin saat sudah tenang dan bisa menjawab wawancara media, dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Ia layak mendapatkan gelar juara dunia dan telah menjalani musim yang luar biasa. Tentu saja, ini adalah hari untuk ditangisi bagi saya, hari untuk dilupakan," tambahnya.
"Tapi ini juga merupakan hari untuk dirayakan. Apa yang telah kami capai sebagai tim satelit, kami telah membuat sejarah."
"Saya senang dengan 13 kemenangan saya, saya bahkan tidak tahu berapa kali saya naik podium dan berapa lap yang saya pimpin. Itu adalah pekerjaan yang luar biasa," ucapnya menghibur diri.
"Target kami sebelum musim ini adalah peringkat tiga besar dan kami berhasil meraih lebih dari itu. Namun ketika Anda sudah sangat dekat dengan gelar juara, Anda tidak ingin kehilangannya."