Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tepatnya ketika ia membereskan meja kerjanya di box Gresini.
"Saya sudah memposting postingan yang cukup romantis hari ini. Saya menulis sedikit, tetapi mengatakan segalanya. Saya memiliki banyak emosi yang terkait dengan tim ini," kata Diggia dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Kami saling membenci, kami saling mencintai, kami meninggalkan satu sama lain, kembali bersama dan kehilangan satu sama lain lagi... Benar-benar banyak emosi dan bagiku ini selalu menjadi rumahku."
"Ketika saya sedang membersihkan kantor saya pada hari Minggu dan sendirian, saya mencoba untuk menenangkan diri, tetapi akhirnya menitikkan sedikit air mata," ucap pembalap 25 tahun itu.
Mental Diggia dalam menghadapi turbulensi kariernya yang baru seumur jagung debut di MotoGP sejak 2022 sangat pantas diacungi jempol.
Bagaimana tidak, di saat ia sudah tahu masa depannya tak jelas akibat kursinya direnggut Marquez, ia masih tetap mampu untuk fokus pada sisa balapan musim ini.
Bahkan meraih hasil-hasil tak terduga yang turut membuat banyak pihak kagum.
Ternyata, Diggia cukup keras pada dirinya sendiri. Dia tegas tidak ingin terpengaruh dengan hal apapun di luar balapan saat ia sedang berlomba setiap akhir pekan.
Masalah masa depan, ia pasrahkan pada manajernya, Diego Tavano.
"Selama balapan akhir pekan saya tidak pernah ingin diberi tahu tentang apapun yang tidak berhubungan dengan apa yang terjadi di trek," kata Diggia.