Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga akhirnya buka suara terkait banyaknya pertanyaan soal naturalisasi pemain untuk timnas Indonesia.
Seperti diketahui, belakangan ini PSSI memang mendapat banyak sorotan karena menaturalisasi beberapa pemain keturunan.
Bahkan belum lama ini satu pemain keturunan Indonesia-Belanda yakni Justin Hubner resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Namun, masih ada dua pemain yang masih dalam proses naturalisasi yakni Nathan Tjoe-A-On dan Jay Idzes.
Baca Juga: Cerita Hamdan Hamdan Soal Ragnar Oratmangoen Yang Ngebet Bela Timnas Indonesia
Mereka bahkan hanya perlu menjalani sumpah saja untuk bisa resmi menjadi WNI.
Selain mereka, saat ini PSSI memang masih memiliki beberapa nama yang diwacanakan bakal dinaturalisasi.
Terdapat tiga pemain yang belakangan ini namanya terus disebut seperti Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Maarten Paes.
Dengan proses naturalisasi ini pun membuat banyak pertanyaan datang, sampai kapan ini bakal berlanjut dan terus dilakukan.
Arya Sinulingga pun menegaskan bahwa naturalisasi yang dilakuakn ini bukan program dari akselerasi.
Ia menjelaskan dalam diskusi Turun Minum di Media Cedter Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Menurutnya langkah yang diambil PSSI ini bukan program akselerasi saja.
Baca Juga: Perjalanan Jauh, Pemain Timnas Indonesia Kelelahan Usai Tiba di Turki
“Kalau kita tanyakan sampai kapan (naturalisasi)?, ini seperti kita akselerasi,” ujar Arya Sinulingga kepada awak media termasuk BolaSport.com.
“Sejak awal saya sudah katakan bahwa ini konsepnya salah dalam pemikiran.”
“Kita seperti terjebak bahwa ini hanya akselerasi, jadi seperti mengejar sesuatu. Menutupi sesuatu yang kurang, dan itu tidak benar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa proses naturalisasi yang dilakukan PSSI ini tidak mudah.
Hal ini karena PSSI juga melihat secara rinci dan jelas asal usul hingga kemampuan pemainnya seperti apa.
Menurutnya, apabila pemain tersebut memiliki darah keturunan Indonesia, dan memilih Tanah Air.
Tentu saja mereka menjadi warga Indonesia dan memiliki hak untuk membela skuad Garuda.
Untuk itu, naturalisasi yang dilakukan PSSI merupakan pemain keturunan Indonesia dari orang tua langsung ataupun kakek dan neneknya.
“Bagi kami (PSSI), sepanjang ada potensi masyarakat Indonesia, warga Indonesia punya potensi untuk menjadi pemain Indonesia, maka kita akan lihat,” ucap Arya.
Ia juga menekankan bahwa PSSI ini melihat pemain-pemain ini karena kebutuhan tim.
Bahkan untuk pemain yang dinaturalisasi juga atas rekomendasi dari pelatih timnas Indonesia Shin tae-yong.
Baca Juga: Bikin Shayne Pattynama Takjub, Asisten Pelatih Timnas Indonesia Nova Arianto Berbagi Cerita Lucu
Ini karena pelatih yang merasa membutuhkan pemain tersebut.
“Jadi kami di PSSI tidak melihat bahwa kalau terlihat ternyata kebutuhan tim, dan ketika tidak dibutuhkan tentu tidak kita ambil,” kata Arya.
“Jadi bukan soal kebutuhan. Selama kami lihat ada potensi, ya kita harus ambil.”
“Tapi itu pun apakah kebutuhan tim atau tidak. Kalau tidak ada kebutuhan tim, tidak. Jadi jangan ada kekhawatiran soal itu (naturalisasi).”
Menurutnya ini juga cukup jelas seperti di timnas U-17 Indonesia yang tampil di Piala Dunia U-17 2023 lalu.
Dalam ajang ini, timnas U-17 Indonesia hanya diperkuat oleh dua pemain diaspora.
Hal ini karena banyak pemain yang memang dinilai tak sesuai dengan kebutuhan tim dan kualitasnya tak berbeda jauh dengan pemain lokal.
Untuk itu, PSSI mendapat banyak kritikan dari publik pun tak berkutik sama sekali.
Baca Juga: 6 Pemain Abroad Ini Belum Juga Bergabung Bersama Timnas Indonesia di Turki
Pasalnya, pelatih yang dinilai lebih tahu kebutuhan tim, sehingga PSSI mengabaikan sejumlah nama diaspora yang disodorkan oleh netizen.
“Saya kasih contoh, kemarin U-17, seleksinya banyak banget, mulai dari U-16 AFF, Garuda Select seleksi dari daerah-daerah, diaspora, tapi ketika ternyata timnya sudah kuat dan tidak dibutuhkan di mana-mana, diaspora cuma dua,” tutur Arya.
“Itu Piala Dunia U-17, itu hasilnya 2 poin. Jadi kami di PSSI tidak lihat kalau ada yang bilang karena ini Bima Sakti, oh enggak, ada Frank Wormuth sebagai advisor.”
“Dia (Frank) bisa lihat semua, ketika tidak dibutuhkan ya tidak kita ambil. Dan hasilnya bagus,” ujarnya.