Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kaleidoskop 2023 (I) - Pernyataan Kuat Para Petahana dan Pertanda Awal Berakhirnya Sebuah Era

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Rabu, 27 Desember 2023 | 07:00 WIB
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di podium ganda putra turnamen All England Open 2023 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (19/3/2023). (PBSI)

Perhatian publik Indonesia tentu tertuju kepada Fajar/Rian yang berhasil mengembalikan martabat Merah Putih sebagai penguasa sektor ganda putra.

Tren positif yang dibangun dari momen kebangkitan pada tahun lalu membawa Fajar/Alfian ke puncak dunia.

Kesuksesan Fajar/Rian membuat takhta teratas ganda putra hanya tiga bulan terlepas dari Indonesia.

Mereka mengisi kursi yang tadinya dihuni rekan senegara, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, selama 214 pekan beruntun lamanya.

Keraguan bahwa status sebagai pasangan nomor satu justru akan menjadi beban bahkan berhasil ditepis FajRi dengan gelar lain dari ajang yang lebih bergengsi.

Pada 19 Maret 2023 di Birmingham, Inggris, Fajar/Rian berhasil mencetak titel pertama mereka dari All England Open, turnamen paling bersejarah di jagat tepok bulu.

Merah Putih makin berkibar tinggi karena final ganda putra melibatkan pasangan Indonesia lainnya yaitu Mohamed Ahsan/Hendra Setiawan.

Untuk kedua kalinya secara beruntun, All Indonesian Final tercipta di final ganda putra All England.

Pasangan muda, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, tak mau ketinggalan dengan mencetak trofi secara beruntun di Indonesia Masters (29/1/2023) dan Thailand Masters (5/2/2023).

Itu 4 gelar dalam 6 turnamen BWF World Tour bagi ganda putra Indonesia. Potensi Indonesia untuk menegaskan legasi di ganda putra terlihat begitu cerah. Seharusnya.