Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mengikuti 20 turnamen individu dalam rentang waktu yang sama, mantan pemain peringkat dua dunia ini gagal mencapai babak delapan besar sebanyak 13 kali.
Alhasil, awalan yang kuat pada tahun ini menjadi dorongan bagi Antonsen untuk melanjutkan momentum bagusnya menuju destinasi utama yaitu Olimpiade Paris 2024.
Dalam debutnya di Pesta Olahraga Sedunia pada edisi Tokyo 2020, Antonsen tersingkir di babak delapan besar.
Antonsen dikalahkan wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, dengan skor 18-21, 21-15, 18-21. Ginting sendiri masih menjadi rival yang sulit bagi Antonsen.
Baca Juga: Kesaksian Anders Antonsen, Ada Sihir Anthony Ginting di Final Singapore Open 2023
Meski begitu, hasil tiga tahun lalu tentu tidak lagi relevan.
Indonesia perlu mewaspadai Denmark sebagai rival kuat di tunggal putra. Lebih-lebih ketika performa Ginting dan Jonatan Christie masih angin-anginan.
Kebangkitan Antonsen membuat Denmark memiliki dua amunisi potensial di tunggal putra untuk mengejar medali emas ketiga mereka dari bulu tangkis di Olimpiade.
Lagi-lagi, lebih dari sekadar Axelsen, Antonsen juga bermimpi untuk menciptakan legasi bagi dirinya sendiri.
Meski demikian, saat ditanya soal ambisi untuk melampaui rekan kompatriot yang berstatus juara bertahan di Olimpiade Paris, dia tak ingin berbicara terlalu jauh.
"Saya mengikuti 2 turnamen dan 2 titel. Saya tidak tahu harus bilang apa," tutur Antonsen kepada awak media dan BolaSport.com setelah final Indonesia Masters 2024.
"Saya sangat senang sekali. Saya tidak mau memikirkan apa pun sekarang. Saya hanya mau recovery (memulihkan kondisi) karena merasa sangat lelah."
"Menghadapi Olimpiade Paris 2024 saya berupaya untuk terus mengumpulkan poin dan belajar dari kesalahan," tandas juara Indonesia Masters dua kali ini.