Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Kami akan mendapatkan banyak suku cadang baru nanti di (tes) Qatar, dan saya berharap banyak," ucapnya.
Meski sudah merasa cukup oke, bukan berarti tidak ada lubang dari hasil keseluruhannya dalam menguji motor pabrikan Asaka, Jepang tersebut.
Salah satu kesimpulan dari hasil tes tersebut menyiratkan bahwa Honda masih harus banyak berbenah.
Terutama dari aspek pengereman yang mana hal ini adalah kesenjangan paling lebar dengan motor Ducati, Desmosedici GP.
Marini pun tidak menampik bahwa ia ikut keheranan karena bisa melihat Bagnaia tembus di waktu tercepat yang mengalahkan rekor lap di Sepang.
"Waktu putaran bisa tembus 1 menit 56 detik adalah luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana (mereka) bisa melakukannya," kata Marini.
"Sedangkan saya sendiri kehilangan di bagian pengereman karena saya tidak bisa menggunakan rem belakang sebagaimana saya biasanya lakukan," jelas runner-up Moto2 2020.
"Ini semua tentang beberapa meter sebelum memasuki tikungan. Di sinilah sebelumnya saya jauh lebih baik jika menggunakan Ducati, daripada dengan Honda saat ini," kata Marini lagi.
Meski begitu, Marini tidak ingin memaksakan Honda untuk menjadi Ducati. Dirinya lah yang harus lebih banyak beradaptasi untuk menjinakkan RC213V.
"Saya tidak yakin tentang hal begitu. Anda harus menghargai DNA (sebuah motor itu sendiri)," ujar Marini.