Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengutus Satoru Mochizuki untuk jadi pelatih timnas putri Indonesia.
Satoru cukup memiliki prestasi selama karirnya di Jepang.
Dengan modal tersebut diharapkan bisa memberikan kesempatan bagi sepak bola wanita di Indonesia berkembang.
Dia sekaligus menggantikan posisi Rudy Eka Priyambada dari kursi pelatih kepala.
Baca Juga: RESMI - Satoru Mochizuki Ditunjuk Sebagai Pelatih Timnas Putri Indonesia
Erick Thohir menjelaskan, keputusan memilih Satoru untuk duduk di kursi pelatih merupakan sebuah komitmen dari PSSI untuk sepak bola wanita.
Apalagi, beberapa pemain sudah berkarir di luar negeri.
Hal ini akan coba dimanfaatkan dengan baik dengan membawa pelatih berkualitas.
"Penunjukan ini agar sepak bola putri kita juga bangkit dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja."
"Mengapa langsung timnas? Karena saat ini, timnas putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di liga luar negeri."
"Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan," kata Erick Thohir dilansir BolaSport.com dari laman PSSI.
Baca Juga: Tanggapan PSSI soal Fasilitas Mewah yang Didapat Shin Tae-yong: Wajar dan Standar
Terkait alasan mendatangkan pelatih asal Jepang, Erick memiliki alasan tersendiri.
Menurutnya, sepak bola wanita di Jepang saat ini sudah cukup maju.
Hadirnya Satoru akan diharapkan jadi momentum untuk sepak bola Indonesia bisa lebih berkembang.
"Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani timnas putri ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola putri di Tanah Air."
"Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia putri sejak 1991," ujarnya.
Baca Juga: Komentar Asisten Shin Tae-yong soal Timnas Indonesia Diserang Banyak Kritik
Prestasi Satoru diantaranya adalah membawa timnas putri Jepang juara 4 Olimpiade Beijing (2008), juara 1 Piala Dunia putri FIFA (2011), juara 2 Olimpiade London (2022).
Demi mendukung kerja pelatih timnas putri Indonesia, nantinya kompetisi akan segera digelar.
Termasuk dari kelompok umur untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.
"Salah satunya, akhir bulan ini akan digelar turnamen putri usia muda U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14, yang menandakan pembinaan dari bawah."
"Lalu dibuat zona-zona yang diikuti klub, sehingga baru bisa dijadikan liga."
"Turnamen-turnamen muda ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat sepakbola wanita kita," ujarnya.