Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pengalaman Rins bersama Suzuki selama lima musim plus Honda selama semusim, di mana dia selalu mencetak kemenangan, diharapkan bisa membawa dampak positif.
Satu masalah telah berhasil teratasi yaitu kecepatan puncak menyusul pengembangan mesin anyar yang turut dinahkodai oleh eks insinyur mesin Ferrari di F1 yaitu Luca Marmorini.
Alex Rins dan rekan setim, Fabio Quartararo, menempati peringkat ke-5 dan 3 dalam kecepatan puncak pada hari kedua tes pramusim terakhir di Sirkuit Lusail, Qatar.
Namun, kecepatan bukan segalanya di MotoGP. Yamaha masih bermasalah dengan grip belakang. Hal ini membuat mereka tidak bisa mengekstrak potensi ban segar dalam time attack.
Cepat dalam simulasi lomba tapi memble dalam kecepatan satu lap ibarat 'sama saja bohong'. Sebab, posisi start yang buruk tetap akan mempersulit mereka untuk mengeluarkan potensi.
"Ketika kami memasang ban baru, pada dasarnya tidak ada perubahan. Bedanya hanya 0,2 detik antara ban baru dengan ban berusia 11 lap," ucap Quartararo, dikutip dari The-Race.
"Ini tidak bisa diterima."
Senada, sebagaimana diberitakan Crash.net, Rins mengakui bahwa dirinya dan Quartararo masih tertinggal cukup jauh dari posisi teratas.
"Saya mencetak waktu 1'52 detik dan Fabio juga tertinggal 1 detik dari pembalap tercepat," ucap Rins setelah hari terakhir tes pramusim.
"Kami masih harus bekerja keras untuk memangkas selisih ini. Kalau kami ingin bersaing untuk kemenangan, kami harus bekerja lebih keras lagi.