Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sayangnya, itu terjadi di poin-poin krusial pada akhir gim ketiga, termasuk saat poin terakhir di mana dia mendapat giliran servis.
Gregoria lantas membatalkan permainannya sendiri, karena terganggung flash tersebut.
Tapi sayang seribu sayang, permainan hanya bisa dihentikan oleh umpire selaku pengadil lapangan, bukan keinginan pemain sendiri.
Otomatis, poin terakhir jadi milik Yamaguchi, pertandingan selesai dan tiket perempat final jatuh kepada wakil andalan Jepang.
Peraturan bulu tangkis memang memungkinkan wasit lapangan untuk menghentikan reli jika ada gangguan dalam pertandingan.
Gregoria mencoba melakukan protes, tetapi wasit tetap kekeh dengan keputusannya untuk tetap memberikan poin yang menentukan ini.
Seusai pertandingan, Gregoria masih belum bisa menahan air matanya yang telah mengalir sejak di lapangan. Namun, pemain 24 tahun itu berusaha untuk tetap legawa menerima hasil pahit.
"Saya tetap bersyukur dengan hasilnya," kata Gregoria, sembari masih menangis terisak, dikutip BolaSport.com dari siaran pers PBSI.
"Walau di gim pertama, permainan saya tidak cukup meyakinkan. Tapi di gim kedua, saya bisa berusaha untuk mengambil keunggulan walau sempat tertinggal 18-20," tandasnya.
Gregoria mengakui bahwa insiden flash pada akhir laga sangat mengganggu pandangan dia. Sayang, reli tidak bisa diulang.