Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cegatan Sen dari pukulan-pukulan silang gagal diantisipasi Jonatan. Wakil Indonesia semakin tertekan dan ketinggalan jauh 4-14.
Saat Jonatan berusaha menaikkan tempo serangan, dia justru terburu-buru sehingga terus tertinggal sampai kalah telak 10-21.
Kurang sabar sering jadi penghalang Jonatan untuk meraih angka setelah reli-reli panjang hingga dia kalah start. Jonatan memulai gim ketiga dengan ketertinggalan 0-3.
Situasi pada gim penentuan masih sulit dikendalikan Jonatan. Dia kewalahan dalam menghadapi serangan Sen dan berujung panik hingga eror sendiri.
Setelah berhasil menyamakan skor sampai 7-7, Jonatan mulai menemukan kembali sentuhannya sampai mengambil alih keunggulan di interval 11-8.
Siapa yang menyangka, dalam posisi yang tertekan karena banyak kesalahan sendiri, penampilan Jonatan berangsur membaik.
Dia berhasil tahan dengan segala gempuran serangan Sen hingga terus memperlebar margin poin menjadi lima angka di 15-10.
Sabar menjadi kunci Jonatan sukses mengatasi segala serangan Sen yang sangat ulet. Dia benar-benar mengejar bola ke arah manapun yang diarahkan Sen.
Jonatan meminimalisir eror yang sepanjang gim kedua sangat tak tertolong. Gim ketiga menjadi milik Jonatan seutuhnya sekaligus memastikan kemenangannya.
Pemain jebolan PB Tangkas ini menyusul Anthony Sinisuka Ginting ke final dan memastikan terwujudnya All Indonesian Final.
Jonatan dan Ginting kompak mengulang prestasi para legenda.
All Indonesian Final di sektor tunggal putra All England Open terakhir kali terjadi pada 1994 silam melalui perang saudara antara Hariyanto Arbi dan Ardy B Wiranata.