Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mewujudkan terjadinya All Indonesian Final setelah memetik kemenangan di semifinal All England Open 2024.
Langkah Jonatan Christie di All England Open 2024 berlanjut hingga ke laga puncak berkat kemenangan pada babak semifinal di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (16/3/2024).
Juara French Open 2023 itu meraih kemenangan atas Lakshya Sen (India) lewat pertarungan tiga gim yang menguras mental dengan skor akhir 21-12, 10-21, 21-15.
Mengantongi gim pertama dengan cukup telak, nyatanya tak menjamin laga yang dijalani Jonatan berlangsung dengan mudah.
Pada gim kedua, dia justru panen eror yang tak tertolong sampai kalah telak dan berpengaruh besar pada laju performa dia saat melanjutkan gim ketiga.
Start buruk di gim penentuan hampir jadi bumerang untuk Jojo.
Namun, lambat laun dia berhasil mengatasi kepanikan dan meladeni serangan Sen dengan sabar hingga merebut kemenangan dramatis nan fantastis.
Diawali laga ketat pada awal gim pertama, Jonatan perlahan menemukan celah lawan ketika memasuki pertengahan laga.
Setelah skor sengit bertahan sampai 7-6, Jonatan berhasil memimpin kendali permainan. Dia banyak mengincar Sen yang bertangan kanan di sisi forehand.
Beberapa kali smesnya ke arah forehand berhasil mendatangkan poin.
Dibantu beberapa kesalahan sendiri dari Sen yang terjadi beberapa kali secara beruntun, Jonatan memegang keunggulan 11-7.
Setelah break interval, Jonatan semakin dominan hingga 14-7. Dikejar, Jojo dapat mengatasi dengan membaca arah bola Sen secara cerdik.
Jonatan menempatkan shuttlecock di arah yang tidak disangka Sen. Ini membuat wakil Merah Putih makin unggul 16-10.
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan Sen sehingga tertekan sendiri. Sedangkan Jonatan kian di atas angin dengan smes ke berbagai arah hingga unggul 19-12.
Smes melebar dari Sen mengantarkan game point untuk Jonatan 20-12.
Jonatan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan serangan cepat pada reli berikutnya. Bola tanggung Sen disambar Jonatan untuk mengantongi gim pertama 21-12.
Memasuki gim kedua, dua kesalahan beruntun membuat Jonatan ketinggalan duluan 0-2.
Kontrol angin yang kurang dan kesalahan di area depan membuat Jonatan tertinggal cepat 3-7. Poin Sen di kedudukan ini bahkan berasal dari smes silang Jonatan yang melebar jauh
Giliran sisi berikutnya yang kebagian smes silang melebar dari Jonatan. Poin Jonatan tidak bertambah hingga interval karena unforced error masih mengalir.
Cegatan Sen dari pukulan-pukulan silang gagal diantisipasi Jonatan. Wakil Indonesia semakin tertekan dan ketinggalan jauh 4-14.
Saat Jonatan berusaha menaikkan tempo serangan, dia justru terburu-buru sehingga terus tertinggal sampai kalah telak 10-21.
Kurang sabar sering jadi penghalang Jonatan untuk meraih angka setelah reli-reli panjang hingga dia kalah start. Jonatan memulai gim ketiga dengan ketertinggalan 0-3.
Situasi pada gim penentuan masih sulit dikendalikan Jonatan. Dia kewalahan dalam menghadapi serangan Sen dan berujung panik hingga eror sendiri.
Setelah berhasil menyamakan skor sampai 7-7, Jonatan mulai menemukan kembali sentuhannya sampai mengambil alih keunggulan di interval 11-8.
Siapa yang menyangka, dalam posisi yang tertekan karena banyak kesalahan sendiri, penampilan Jonatan berangsur membaik.
Dia berhasil tahan dengan segala gempuran serangan Sen hingga terus memperlebar margin poin menjadi lima angka di 15-10.
Sabar menjadi kunci Jonatan sukses mengatasi segala serangan Sen yang sangat ulet. Dia benar-benar mengejar bola ke arah manapun yang diarahkan Sen.
Jonatan meminimalisir eror yang sepanjang gim kedua sangat tak tertolong. Gim ketiga menjadi milik Jonatan seutuhnya sekaligus memastikan kemenangannya.
Pemain jebolan PB Tangkas ini menyusul Anthony Sinisuka Ginting ke final dan memastikan terwujudnya All Indonesian Final.
Jonatan dan Ginting kompak mengulang prestasi para legenda.
All Indonesian Final di sektor tunggal putra All England Open terakhir kali terjadi pada 1994 silam melalui perang saudara antara Hariyanto Arbi dan Ardy B Wiranata.