Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Tegang pasti ada, tidak mungkin tidak ada. Tetapi, kami sedang berusaha bagaimana caranya keluar dari tekanan. Kemarin sudah berusaha tetapi tidak keluar permainannya," ucap Bagas.
"Kami sudah nervous dari babak awal karena kami ingin mengejar Olimpiade. Jadi, nervous-nya lebih besar cuma mungkin pada babak-baabak kami bisa mengatasinya dengan baik," ujar Fikri.
"Mungkin pada final mengatasinya kurang lebih baik. Balik lagi di konsistensinya itu yang harus diperbaiki."
Selama mengikuti rangkaian turnamen Eropa di Prancis, Inggris, dan Swiss, pasangan berakronim Bakri itu mengaku memiliki tekanan karena rasa tanggung jawab besar mengejar poin Olimpiade.
"Tekanan itu pasti ada. Apalagi ini benar-benar mengejar Olimpiade, event besar empat tahun sekali," kata Bagas.
"Dulu saat masuk final senang sekali, Kemarin masuk final dan kalah sedihnya minta ampun. Padahal final, tetapi kayak terpuruk banget. Sedih saja karena kami memikirkan poin Olimpiade," tutur Fikri.
"Pengaruh pasti ada di pertandingan, tetapi tidak mau terlalu karena jangan berpikir terlalu jauh. Saat hari itu saja, babak pertama. Tidak mau berpikir terlalu jauh. Kalau babak pertama kalah, bagaimana kedepannya?"
Pada Kejuaraan Asia 2024, Bagas akan bermain nothing to lose demi meraih hasil maksimal.
"Sudah tidak terlalu memikirkan. Masuk (Olimpiade) rezeki, kalau belum masuk, semangat lagi," ucap Bagas.
"Kalau saya secara pribadi, minimal latihannya ditambah lagi, kerja keras lagi, orang lain sudah selesai latihan, kami tambah lagi. Kalau amit-amitnya ke depan tidak lolos, kami sudah maksimal. Jadi, tidak menyesal sekali," kata Fikri.
Fikri/Bagas akan mengawali perjuangan pada Kejuaraan Asia 2024 dengan menjumpai Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren (Thailand).
"Semua lawan juga susah,, tetapi tetap harus percaya diri. Siapa tahu lawan juga melihat wah kita boleh juga. Sama-sama ada tegangnya, optimis saja," kata Fikri.