Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada babak pertama, mereka kurang memuaskan dan membuat Tajikistan menguasai bola dengan menciptakan tekanan hebat, untungnya tak kebobolan.
Memasuki babak kedua, setelah mengetahui Irak unggul melawan Arab Saudi, para pemain Thailand terpaksa menaikkan tingkat agresivitas menyerangnya dan menciptakan banyak situasi bagus, tapi gagal.
Timnas U-23 Thailand justru kebobolan gol pada menit tambahan waktu 90+1, sehingga resmi tersingkir dari turnamen di Qatar ini.
"Saya tak mengerti sepak bola seperti apa yang dimainkan Thailand. Mereka berlari dan mengejar bola tanpa tenaga. Mereka terus-menerus kehilangan bola. Penyelesaiannya terlalu buruk," kecam penggemar lain Thailand.
"Saya tidak melihat jejak taktik pelatih di mana pun. Mereka pantas kalah dalam pertandingan dan tersingkir. Pelatih Issara Sritaro harus dipecat," kritik penggemar lainnya meluapkan kemarahan.
Ada lagi yang mengkritik dengan kata-kata, "Dalam turnamen ini, Thailand sepertinya hanya bertujuan untuk berpartisipasi, bukan untuk mencapai perempat final. Mereka memiliki keuntungan besar, tetapi kemudian kehilangan diri mereka sendiri."
Seorang suporter sepak bola Thailand kemudian menyenggol penampilan Timnas U-23 Indonesia sebagai perbandingan.
"Sedih sekali bagi Thailand. Mereka memenangi laga pertama, tapi kemudian kalah dalam dua laga berikutnya berturut-turut. Berbeda sekali dengan Indonesia yang kalah di laga pertama, tapi memenangi dua laga berikutnya hingga masuk perempat final," kata penggemar itu.
Pada laga pembuka, Timnas U-23 Indonesia kalah 0-2 dari tuan rumah Qatar, itu pun diwarnai dengan kepemimpinan wasit kontroversial.