Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kontroversi pertama hadir di menit ke-25 ketika winger Indonesia, Witan Sulaeman, dilanggar oleh dua pemain Uzbekistan tepat di garis area terlarang.
Alih-alih memberi penalti, wasit Shen Yinhao malah membatalkan tendangan bebas untuk Indonesia usai memantau via VAR.
Menurutnya pelanggaran terhadap Witan dinilai bersih sehingga tidak perlu diberikan hadiah tendangan bebas.
Di babak kedua, momen selanjutnya adalah dianulirnya gol dari Muhammad Ferrari.
Kembali VAR tidak berpihak kepada Indonesia setelah gol yang dicetak oleh Muhammad Ferrari pada menit ke-61 dianggap tidak sah.
⏰ FT | ???????? Indonesia 0️⃣-2️⃣ Uzbekistan ????????
5️⃣ wins. 1️⃣4️⃣ goals scored. 0️⃣ goals conceded.
Resilient Uzbekistan are through to the final for the second consecutive time!#AFCU23 | #IDNvUZB pic.twitter.com/L5qmzKjOpa
— #AsianCup2023 (@afcasiancup) April 29, 2024
Wasit memutuskan menganulir gol Ferrari karena dalam prosesnya dinilai offside ketika umpan panjang dari Pratama Arhan diterima oleh Ramadhan Sananta di dalam kotak penalti.
Butuh sekitar empat menit wasit Shen Yinhao untuk mereview ulang lewat VAR akan gol Ferrari.
Keputusan itu membuat sebagian besar pemain Skuad Muda Garuda tampak gugup dalam melawan tekanan dari pemain Uzbekistan.
Belum sempat bangkit akibat gol Ferrari yang dianulir, Indonesia langsung dikejutkan oleh gol pertama Uzbekistan yang lahir dari kaki Khusain Nochaev di menit ke-68.