Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sedangkan Leo/Daniel yang berstatus unggulan 4, masih kesulitan saat ketemu Jin Young/Na Sung-seung. Mereka kalah juga dengan tiga gim, 22-20, 13-21, 17-21.
Kekalahan tersebut membuat rapor Leo/Daniel setiap kali berjumpa ganda putra Korea Selatan masih sering merah. Sebuah pertanda yang harusnya menjadi sinyal bahwa permainan mereka mungkin harus diubah ketika bertemu wakil Negeri Ginseng.
Adapun di babak kedua, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang menyandang unggulan 5, juga harus takluk dari underdog Taiwan, Chiang Chien-Wei/Wu Hsuan-Yi.
The Daddies kalah cepat dan kalah tangguh di area defens, pasangan yang sudah sama-sama berusia lebih dari 35 tahun itu kalah dalam dua gim, 15-21, 16-21.
Kekecewaan terbesar datang dari kekalahan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana yang diunggulkan di tempat kedua.
Fikri/Bagas malah tersandung pasangan veteran Korea Selatan Kim Gi-jung/Kim Sa-rang. Mereka bahkan harus rela menelan kekalahan cepat dalam 33 menit dengan skor 20-22, 13-20.
Padahal, pada edisi Thailand Open tahun lalu, Fikri/Bagas sukses menjadi runner-up.
Habisnya para ganda putra Indonesia kali ini juga menodai catatan impresif sebelumya yang man adalam dua edisi terakhir Thailand Open, Indonesia setidaknya selalu behasil mengirimkan wakil ganda putra ke final.
Selain Fikri/Bagas, pada edisi 2022 lalu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang tahun ini absen berlaga, sebelumnya juga pernah meraih runner-up.
Hasil-hasil kekalahan ini jelas akan menjadi evaluasi besar sektor ganda putra yang biasanya selalu menjadi andalan Indonesia. Terutama Aryono Miranat selaku Kepala Pelatih pelatnas PBSI, yang harus ekstra kerja keras mencari solusi agar prestasi ganda putra Tanah Air tak seret lagi.