Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Apalagi Ana/Tiwi akan kembali dihadapkan ujian berat. Kali ini melawan unggulan pertama sekaligus jagoan tuan rumah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Memijak final Super 500 pertama, melawan unggulan pertama, bahkan dengan rekor yang buruk, bisa jadi tekanan tersendiri untuk Ana/Tiwi.
Mereka sudah bertemu dua kali, tetapi selalu kalah lewat skor rubber game di dua kesempatan itu. Dua-duanya terjadi di ajang besar.
Pada Kejuaraan Dunia 2023, Ana/Tiwi kalah 14-21, 21-17, 19-21. Sebelumnya di Kejuaraan Asia 2023, mereka juga kalah 21-16, 18-21, 11-21.
Ana/Tiwi sadar bahwa terlepas dari siapapun lawannya, menjalani laga final adalah hal yang tidak mudah.
"Malam ini, kami akan mempelajari rekaman video pertandingan bagaimana permainan (calon) lawan," kata Ana dalam pers rilis PBSI.
"Yang pasti, tampil di final itu pasti lebih berat. Kami harus bekerja lebih keras lagi," ujarnya bertekad.
Jika Ana/Tiwi mampu menerapkan pola permaina mereka sendiri, percaya diri dan yakin bisa revans, kemenangan seperti yang diraih atas Iwanaga/Nakanishi bukan mustahil terjadi.
Cara mereka membungkam ganda putri ulet Jepang kemarin kuncinya adalah defens balik serang.
"Kami bermain seperti yang sudah direncanakan. Yaitu membuat lawan terus berada di zona tidak nyaman," jelas Tiwi.