Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tak Cuma Gegerkan Ducati, Marc Marquez Bisa Bikin Impian Yamaha Ambyar Seketika

By Nestri Y - Minggu, 19 Mei 2024 | 11:30 WIB
Fabio Quartararo (Monster Eenrgy Yamaha) dan Fabio Di Giannatonio (Gresini) duduk di area parc ferme usai balapan MotoGP Indonesia 2023 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Indonesia, Minggu (15/10/2023) (MOTOGP)

BOLASPORT.COM - Langkah Marc Marquez tentang musim depan akan sangat menentukan rencana indah Yamaha yang bertekad gandeng Prima Pramac Racing jadi tim satelit.

Kedatangan Marc Marquez ke skuad Ducati terus-menerus menghadirkan berbagai sensasi. Mulai dari prestasinya yang kembali terlihat sampai kekacauan yang ditimbulkannya pada bursa transfer pembalap.

Keputusan Marquez untuk pindah dari Honda ke Ducati memang tepat. Buktinya dia bisa kembali menguasai barisan depan, konsisten cepat dan bahkan kembali rajin naik podium.

Juara Dunia 8 kali itu kini bertengger di peringkat 3 klasemen MotoGP 2024 dengan 89 poin, menempel ketat Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang mengantongi 91 poin di peringkat 2.

Marquez jadi pembalap dengan motor Desmosedici GP23 terbaik di antara para pembalap satelit Ducati lainnya. Baru dibekali GP23 saja, gacornya bukan main. Apalagi jika dipersenjatai dengan spek motor terbaru?

Baca Juga: Logika Pengamat MotoGP, Marc Marquez Menghancurkan Ducati dari Dalam

Setidaknya, itulah yang jadi spekulasi masa depan Marquez sekarang ini. Bersamaan dengan makin panasnya pangsa bursa transfer pembalap untuk MotoGP 2025.

Karena performa Marquez yang menginjak usia 30 tahun masih meroket dengan Ducati, tim-tim di skuad Si Merah Borgo Panigale pun agaknya berlomba-lomba untuk memikat sang megabintang MotoGP.

Dari mulai Gresini yang mungkin menyodori perpanjangan kontrak, adanya spekulasi Marquez ke tim pabrikan Ducati jadi pesaing Jorge Martin dalam memperebutkan kursi di sebelah Bagnaia, sampai kemungkinan Pramac yang tertarik.

Bos Ducati Gigi Dall'Igna pun pernah bilang bahwa karena hadirnya Marquez, situasi internal Ducati kini lebih 'kacau' karena membuat mereka semakin sulit memilih siapa yang layak untuk dijadikan pembalap tim pabrikan.