Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Vinales dirumorkan juga terkhianati karena tidak diberi tahu Aprilia sebelumnya terkait manuver untuk menggaet Martin sebagai suksesor Aleix Espargaro yang akan pensiun.
Dalam wawancara bersama Speedweek, pembalap 30 tahun itu blak-blakan memberi tanda bahwa dia kurang senang dengan situasi yang sedang terjadi di internal tim.
"Saya akui, kedatangan Jorge Martin membuka mata saya dan saya mulai memikirkan masa depan," ujar Vinales.
Tujuan Vinales di Aprilia sepeninggal Aleix Espargaro adalah menjadi pembalap tercepat dan acuan dalam pengembangan.
CEO Aprilia, Massimo Rivola, sebenarnya sudah menjamin posisi El Capitan kepada Vinales. Namun, dengan kedatangan Martin, dinamika di dalam tim tidak akan sesederhana itu.
Selain dari faktor tersebut, ada hal lain yang membuat Vinales memutuskan bahwa masa depannya ada di KTM.
Salah satunya adalah bagaimana hanya dia dan Pedro Acosta, Red Bull GASGAS Tech3) yang sering 'mengganggu' dominasi para rider Ducati di barisan depan.
Memiliki rekan seperti Acosta bisa menjadi acuan Vinales dan memperbesar kans tim yang lekat dengan warna oranye itu untuk mendobrak dominasi skuad Borgo Panigale.
"Hal yang paling susah adalah selalu menjadi yang terdepan," kata Vinales dikutip BolaSport.com dari Motosan.es, soal persaingan antar-pembalap saat ini.
"Setiap akhir pekan balapan selalu ada 3 atau 4 pembalap Ducati yang berada di depan dan mencapai posisi lima besar secara reguler, itu sangatlah sulit."