Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Margin skor yang cukup signifikan ini ternyata yang kemudian menentukan langkah Pelita Jaya ke depannya.
Pelita Jaya tidak bisa menembus semifinal karena kalah dalam hitungan poin dengan tim lainnya. Pelita Jaya di Grup B akhirnyaberada di peringkat ketiga.
Meski gagal melaju lebih jauh, Pelita Jaya tetap mencatatkan momen spektakuler.
Mereka mengukir sejarah bola basket Indonesia karena tanpa diperkuat pemain impor andalan, JaQuari McLaughlin, Pelita Jaya sukses mempermalukan wakil Iran, Shahrdari Gorgan, yang sedang menjadi juara 3-peat Iranian Super League (2020-2024).
Baca Juga: BREAKING NEWS - Grand Final Proliga 2024 Dihelat di Indonesia Arena
Saat dikalahkan Pelita Jaya 97-90, Shahrdari Gorgan diperkuat kapten tim nasional Iran, Arsalan Kazemi.
Dia adalah pemain Iran pertama yang di-draft oleh NBA.
Ketika mengalahkan juara Liga Basket Korea Selatan, Busan KCC Egis, Pelita Jaya hanya bisa memainkan 9 pemain menyusul cederanya Brandon Jawato, Agassi Goantar, dan JaQuori McLaughlin.
Sementara itu, KCC Egis diperkuat shooting guard andalan Tim Nasional Korea Selatan, Heo Ung, yang baru saja mendapatkan gelar MVP ditambah 6 pemain Timnas Korea dan pemain impor Deon Thompson.
Skuad mewah jawara Liga Korea itu dibungkam Pelita Jaya dengan kemenangan 98-91.
Catatan ini membuat Pelita Jaya menggoreskan tinta sejarah sebagai klub Indonesia pertama yang mampu mengalahkan juara Liga Basket Korea.
“Kami bersyukur hasil di FIBA BCL Asia ini tidak jelek-jelek amat," kata Coach Ahang.
"Apa yang didapatkan pemain selama di BCL Asia ini menjadi motivasi tersendiri bagi mereka saat mengarungi IBL."
"Semoga musim ini bisa mengakhiri puasa gelar yang terakhir kali diraih pada 2017.”
Dengan hasil ini juga, Pelita Jaya mampu melegitimasi bahwa bola basket Indonesia dan kompetisi Indonesian Basketball League mampu bersaing dan mengalahkan para raksasa Asia.