Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sepertinya sudah waktunya Cristiano Ronaldo merelakan tugas sebagai eksekutor utama bola mati timnas Portugal kepada Bruno Fernandes.
Kegagalan eksekusi Cristiano Ronaldo saat timnas Portugal menghadapi Slovenia di babak 16 besar Euro 2024 memperkuat asumsi sentuhan sang bintang veteran terus memudar.
Pada duel di Frankfurt, Senin (1/7/2024), Portugal susah payah mengalahkan Jan Oblak dkk melalui adu penalti.
Ronaldo sendiri memiliki 8 percobaan sepanjang aksi 120 menit.
Separuhnya melaju tepat ke gawang musuh.
Kalau diperinci, sebanyak 3 tembakan yang dilepaskannya berasal dari situasi tendangan bebas.
Dua kali eksekusi perekiknya meleset dan satu buah mengarah ke dekapan Oblak.
Statistik yang menggambarkan kepayahan Ronaldo soal akurasi dan efektivitas tendangan bebas menjadi topik hangat di mana-mana.
Bayangkan saja, masa hanya ada satu dari 60 kali upaya free-kick Ronaldo yang berhasil melahirkan gol di turnamen besar (Piala Eropa, Piala Dunia)?
Ketidakberhasilan mencetak gol dari situasi lebih 'mudah' seperti tendangan penalti pada duel versus Slovenia seolah membuatnya makin terpojok.
Pada babak tambahan waktu, Ronaldo berkesempatan emas membawa Portugal unggul sekaligus mengukir gol pertamanya di Euro 2024.
Wasit menunjuk titik putih setelah Diogo Jota dijatuhkan pemain lawan di kotak penalti.
Otomatis Ronaldo maju sebagai algojo.
Pada hari-hari biasa, tendangan sang kapten biasanya jadi garansi besar lahirnya gol untuk tim.
Tapi eksekusinya mampu dimentahkan Oblak, sosok yang bukan kiper biasa-biasa saja.
Ronaldo menangis tanda menyesal sebesar-besarnya.
Baca Juga: EURO 2024 - Ronaldo Gagal Penalti, Momen Langka Pertama Kali dalam 877 Hari!
Beruntung pada fase adu penalti, eksekusi keduanya meluncur lebih cepat dari gerakan Oblak sehingga keburu masuk ke gawang walau terbaca oleh sang kiper.
Dari kejadian partai melawan Slovenia, meluncur banyak kesimpulan bahwa jika dia tak bisa mencetak gol dari cara termudah, artinya memang sudah saatnya Ronaldo mundur.
Hampir berusia 40 tahun, dia dianggap kudu meredam ego dan memberikan tugas penendang utama kepada yang lebih kompeten.
Bruno Fernandes adalah calon terdepan algojo penerus CR7.
Kapten Manchester United itu memiliki rekam jejak yang bagus soal eksekusi set-piece.
Dia adalah penendang utama di Man United dan memiliki banyak variasi dalam menentukan cara maupun arah menembak.
Soal tendangan penalti, catatannya juga mengagumkan.
Data Transfermarkt mencatat Bruno hanya gagal 6 kali menyarangkan bola dari 60 kali eksekusi penalti sepanjang kariernya.
Dengan kata lain, rasio kesuksesannya mencapai 90 persen!
Baca Juga: EURO 2024 - Hormat Profesor Fernandes, Si Paling Penalti dari Timnas Portugal
Kalau Portugal ingin meningkatkan peluang mencetak gol melalui set-piece (perekik atau penalti), mungkin sudah saatnya pelatih Roberto Martinez mendorong Bruno Fernandes.
Cristiano Ronaldo juga kudu legawa memberikan tempatnya kepada sang junior.
Bagaimanapun, CR7 tetaplah legenda terbesar Portugal dan kehadirannya bisa memompa motivasi seluruh anggota tim.
Tapi kalau yang dicari adalah gol demi kesuksesan kolektif, tak ada salahnya bagi dia untuk lengser sejenak dari kursi alogojo utama.
Ronaldo pun bukannya egositis.
Bukti assist-nya kepada Bruno saat menghadapi Turkiye di fase grup menjadi sinyal bahwa sang kapten menuju arah tepat untuk lebih membuka ruang buat rekan setim agar bersinar.
"Bruno Fernandes adalah penendang free-kick yang lebih baik dan lebih bervariasi daripada Ronaldo," kata legenda Inggris yang menjadi pandit, Gary Lineker.
"Tidak ada maksud melawan Cristiano karena dia pemain yang luar biasa."
"Ini lebih kepada sisi ego dirinya yang menjadi kelemahan, mungkin buat dia sendiri, Portugal, dan pelatih."
"Sementara Ronaldo masih menjadi kekuatan masif, dia bisa juga menjadi kelemahan tim," lanjutnya.
Pada perempat final, timnas Portugal akan menghadapi favorit juara yang juga masih dikritik tampil melempem, timnas Prancis.
Duel ulangan final Euro 2016 itu akan digelar di Volksparkstadion, Hamburg, Jumat (5/7/2024) waktu setempat.