Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saya senang dengan apa yang kami capai pada paruh pertama tahun secara keseluruhan, inilah hal terpenting," kata Marini melalui siaran pers Honda.
"Tentu saja, saya tidak mengira akan benar-benar kesulitan tetapi kami mulai membalikkan situasi sekarang," tambahnya.
Marini benar-benar tekun dalam menghadapi kekurangan besar Honda yang turun kasta dari pabrikan tersukses di MotoGP menjadi juru kunci.
Tidak cuma sekali Marini finis sendirian ketika pembalap motor Honda lainnya gagal finis pada musim ini meski di posisi buncit.
"Dia adalah seorang penyintas," ucap rekan setimnya, Joan Mir, dengan nada ironi setelah cuma Marini yang finis di tengah nestapa nol poin Honda pada seri MotoGP Americas, mengutip GPOne.com.
Meski jadi bahan gunjingan karena selalu berada di belakang, Marini pelan tapi pasti menyerap informasi dari kuda besinya.
Perbedaan pun telah ditunjukkannya saat balapan terakhir di MotoGP Italia hingga menimbulkan rasa penasaran dari rekan-rekan sepabrikan.
Dalam balapan di mana dia finis di posisi ke-20, Marini mampu menyamai pace atau kecepatan waktu rider-rider di posisi 10 besar sepanjang paruh kedua lomba.
Waktu lap terakhir Marini (1 menit 47,1 detik) bahkan mendekati pemenang lomba, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo/1:46,9), dan Jorge Martin (Prima Pramac/1:47,0) yang finis ketiga.
"Kami harus menganalisis bagaimana dia melakukannya," ucap pembalap LCR Honda, Johann Zarco, yang pindah dari motor Ducati ke Honda bareng Marini musim ini, kepada Paddock-GP.