Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Luca Marini menjadi pembalap reguler terakhir yang mencetak poin pada MotoGP 2024. Ketekunan pembalap Repsol Honda itu akhirnya membuahkan hasil.
Saat Repsol Honda mengumumkan perekrutan Luca Marini sebagai pengganti Marc Marquez pada akhir tahun lalu, kecepatan Maro memang bukan hal pertama yang muncul ke permukaan.
Adalah kemampuan analisis dari adik Valentino Rossi tersebut yang diharapkan bisa membawa Honda untuk keluar dari krisis.
Marini menjadi anti-tesis dari Marquez yang menggunakan kemampuan besarnya untuk menutupi kekurangan Honda RC213V yang kehilangan arah.
Memang, debut Marini bersama Repsol Honda diwarnai hari-hari di posisi belakang, atau Sunmori (Sunday Morning Ride) jika mengutip istilah yang populer di kalangan fan.
Saat pembalap regiuler lainnya mendapat poin setelah seri balap keempat, Marini memerlukan lima seri bagi untuk melakukan hal yang sama.
Sebagai informasi, untuk mendapatkan poin, pembalap hanya perlu finis ke-15 di balapan utama atau ke-9 saat sprint.
Marini akhirnya pecah telur saat balapan seri kesembilan MotoGP Jerman 2024 yang berlangsung pada Minggu (7/7/2024) di Sachsenring, Saxony, Jerman.
Penalti waktu yang diterima Augusto Fernandez (Red Bull GASGAS Tech3) karena melanggar batas tekanan ban membuat Marini naik satu tingkat ke posisi ke-15.
"Saya senang dengan apa yang kami capai pada paruh pertama tahun secara keseluruhan, inilah hal terpenting," kata Marini melalui siaran pers Honda.
"Tentu saja, saya tidak mengira akan benar-benar kesulitan tetapi kami mulai membalikkan situasi sekarang," tambahnya.
Marini benar-benar tekun dalam menghadapi kekurangan besar Honda yang turun kasta dari pabrikan tersukses di MotoGP menjadi juru kunci.
Tidak cuma sekali Marini finis sendirian ketika pembalap motor Honda lainnya gagal finis pada musim ini meski di posisi buncit.
"Dia adalah seorang penyintas," ucap rekan setimnya, Joan Mir, dengan nada ironi setelah cuma Marini yang finis di tengah nestapa nol poin Honda pada seri MotoGP Americas, mengutip GPOne.com.
Meski jadi bahan gunjingan karena selalu berada di belakang, Marini pelan tapi pasti menyerap informasi dari kuda besinya.
Perbedaan pun telah ditunjukkannya saat balapan terakhir di MotoGP Italia hingga menimbulkan rasa penasaran dari rekan-rekan sepabrikan.
Dalam balapan di mana dia finis di posisi ke-20, Marini mampu menyamai pace atau kecepatan waktu rider-rider di posisi 10 besar sepanjang paruh kedua lomba.
Waktu lap terakhir Marini (1 menit 47,1 detik) bahkan mendekati pemenang lomba, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo/1:46,9), dan Jorge Martin (Prima Pramac/1:47,0) yang finis ketiga.
"Kami harus menganalisis bagaimana dia melakukannya," ucap pembalap LCR Honda, Johann Zarco, yang pindah dari motor Ducati ke Honda bareng Marini musim ini, kepada Paddock-GP.
Adapun dalam penampilan terkini di Sachsenring, Marini nyaris menjadi pembalap Honda terdepan jika tidak disusul Takaaki Nakagami (LCR Honda) jelang garis finis.
Marini dan Nakagami hanya terpaut gap sejauh 0,037 detik.
Marini pun makin percaya diri dengan potensi yang dimilikinya dan Honda setelah kerja keras yang dilakukan sejauh ini.
"Kerja keras kami dari balapan pertama mulai membuahkan hasil dan sekarang kami akan melihat apa yang terjadi setelah jeda musim panas," kata Marini.
"Selisih dengan pembalap pertama bagus kali ini, sirkuitnya berpengaruh, tetapi kami membuat peningkatan."
"Semua orang di Honda bekerja bersama di arah yang sama, mari pertahankan ini setelah jeda sejenak," harapnya.
Baca Juga: Musim Panas Sempurna Pecco Bagnaia, Naik ke Puncak Klasemen MotoGP dan Juga Naik ke Pelaminan