Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kekaguman pelatih Timnas Spanyol, Luis de la Fuente, terhadap Carlo Ancelotti diyakini memengaruhi gaya main La Furia Roja yang kini lebih pragmatis dan mulai meninggalkan tiki-taka.
Luis de la Fuente menjabat sebagai pelatih Timnas Spanyol sejak Desember 2022.
Ia menggantikan posisi Luis Enrique yang dipecat Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) setelah gagal di Piala Dunia 2022.
Penunjukkan De la Fuente sempat menimbulkan pro-kotra di kalangan suporter Spanyol.
Pasalnya, pria berusia 63 tahun itu bukan sosok pelatih berprestasi meski sudah malang melintang di kancah sepak bola Spanyol.
Ia tak pernah memenangi satu pun trofi selama menjadi pelatih di level klub.
Padahal, Spanyol waktu itu membutuhkan pelatih yang bisa memberi garansi trofi mengingat mereka sudah lama tak menjadi juara di turnamen akbar.
Kali terakhir La Furia Roja menjadi juara adalah pada ajang Euro 2012.
Namun, sebagian lainnya mendukung penunjukkan De la Fuente karena dirinya sudah membuktikan kapasitasnya ketika menukangi Spanyol di kelompok umur.
Saat melatih Spanyol U-19 dan U-21, De la Fuente berhasil mempersembahkan gelar Piala Eropa di dua kelompok umur tersebut.
Tak ingin mengulangi kegagalan Luis Enrique, De la Fuente kemudian melakukan sejumlah perubahan di Timnas Spanyol.
Yang paling mencolok adalah soal gaya main.
Baca Juga: Beda Nasib dengan Jude Bellingham, Vinicius Junior Terancam Gagal Sabet Ballon d'Or 2024
Spanyol-nya De la Fuente tak melulu mengandalkan permainan operan pendek atau tiki-taka dalam menyerang.
Ini jelas merupakan keputusan berani mengingat permainan tiki-taka sudah menjadi andalan Spanyol sejak era almarhum Luis Aragones hingga Luis Enrique.
Spanyol yang sekarang lebih pragmatis dalam menciptakan peluang meskipun tetap tampil atraktif.
Karena itu, Tim Matador tak selalu bermain dominan di setiap pertandingan dan lebih beradaptasi dengan strategi lawan.
Contoh paling bagus terjadi pada matchday pertama Grup B Euro 2024 ketika Spanyol berhadapan dengan Kroasia.
Dalam laga itu, De la Fuente langsung melakukan perubahan ketika strategi ball possession-nya di awal laga tak berjalan.
Ia kemudian mengubah taktik ke serangan balik dan membiarkan Kroasia memegang bola.
Strategi ini terbukti jitu.
Timnas Spanyol berhasil memecah kebuntuan pada menit ke-29 melalui skema serangan balik cepat yang diselesaikan Alvaro Morata dengan sempurna.
Setelah itu, Spanyol menambah dua gol lagi melalui Fabian Ruiz (32') dan Dani Carvajal (45+2').
Jadilah Spanyol menang 3-0 atas Luka Modric dkk.
Diyakini ada pengaruh pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, dalam racikan De la Fuente di Spanyol.
Sebab, dalam sebuah wawancara baru-baru ini, pelatih berkepala licin itu menyatakan lebih memilih Carlo Ancelotti ketimbang Pep Guardiola.
Seperti diketahui, Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang mengandalkan permainan efektif dan pragmatis.
Sementara Guardiola menerapkan tiki-taka dalam inti permainan timnya.
"Pep Guardiola atau Carlo Ancelotti? Saya lebih memilih Ancelotti," kata De la Fuente seperti dikutip BolaSport.com dari Sportskeeda.
Sejauh ini, strategi De la Fuente tersebut mampu berbuah manis.
Selain berhasil membawa Spanyol menjuarai UEFA Nations League 2023, De la Fuente hanya tinggal dua langkah lagi untuk meraih trofi Piala Eropa 2024.
Ya, saat ini Lamine Yamal cs sudah berada di babak semifinal dan akan menghadapi Timnas Prancis.