Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sejumlah negara pesaing Indonesia, seperti Malaysia, China dan Korea Selatan, telah menggelar simulasi Olimpiade jelang Olimpiade Paris 2024.
Di saat Indonesia adem ayem, skuad bulu tangkis negara-negara lain rupanya sedang mempersiapkan dengan matang persiapan mereka menuju ajang olahraga terbesar di dunia tersebut.
Setelah Korea Selatan dan China yang menggelar laga internal di pelatnas mereka, kali ini Malaysia juga sudah menggelar simulasi tersebut.
Simulasi Olimpiade digelar dengan persiapan lapangan dan papan yang bertuliskan Paris 2024 beserta logo cincin Olimpiade.
Simulasi skuad Negeri Jiran digelar hari Rabu (3/7/2024) di Akademi Bulu Tangkis Malaysia (ABM), Malaysia yang dilakukan tim ganda putra.
Melansir dari Berita Harian Malaysia, simulasi itu ditujukan untuk memberikan para pemain Malaysia kesempatan merasakan atmosfer kompetisi sebelum mengikuti kompetisi yang sebenarnya pada 26 Juli sampai 11 Agustus.
Aaron Chia/Soh Wooi Yik menjalani laga simulasi melawan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.
Dalam simulasi itu, Chia/Soh menelan kekalahan rubber game.
Kekalahan tersebut diharapkan menjadi pelecut Chia/Soh untuk berlatih dan memperbaiki performa mereka sebelum ujian sesungguhnya dijalani di Paris.
Masih ada setidaknya waktu sekitar tiga minggu sebelum Olimpiade untuk gelaran cabor bulu tangkis dimulai.
"Meski kalah di gim penentuan dengan skor 19-21, kedua pasangan itu memang berlatih bersama setiap hari," kata Tan Bin Shen selaku pelatih ganda putra Malaysia.
"Hal baiknya setelah pertandingan simulasi ini, kami berdiskusi dan mendapat pencerahan baru dari Aaron/Wooi Yik untuk memperbaiki apa yang kurang (dari latihan)."
"Pertandingan simulasi ini merupakan hasil masukan dari Aaron/Wooi Yik sendiri, yang sebelumnya. Kami diskusikan apa yang bisa kami lakukan untuk persiapan Olimpiade," tambahnya.
Simulasi ini juga sekaligus untuk membantu persiapan Chia/Soh lebih matang.
Walau sudah punya pengalaman tampil di Tokyo 2020 dan meraih perunggu, tetapi pertandingan waktu itu digelar tanpa penonton karena masih dalam masa pandemi Covid-19.
"Saat Olimpiade Tokyo 2020, mereka bermain tanpa penonton karena adanya Covid-19, sehingga kami mencoba mengadakan pertandingan simulasi ini agar mereka juga bisa merasakan suasana bermain di sebuah turnamen."
"Karena sudah kurang lebnih sebulan tidak ada turnamen sebelum Olimpiade (yang mereka ikuti," tambah Tan Bin Shen.
Simulasi yang dilakukan Malaysia disertai lapangan seperti turnamen sungguhan.
Termasuk pelatih yang mendampingi di kursi pinggir lapangan, wasit, service judge, hingga linesman.
Simulasi tersebut juga disaksikan Ketua Kontingen Nasional Olimpiade Paris, Hamidin Mohd Amin dan wakilnya, Nicol David.