Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Repsol Honda, Luca Marini, memberikan harapan di garasi timnya di tengah rentetan hasil buruk pada MotoGP 2024.
Luca Marini menuntun Honda ke arah yang dianggapnya benar dalam pengembangan motor RC213V yang kini kepayahan.
Adik Valentino Rossi itu memang lebih diapresiasi karena karakter analitis dan metodis dalam pendekatan balapannya.
Memang, Marini harus menahan kritik karena selalu berada di belakang.
Pencapaiannya bahkan yang terburuk di antara skuad Honda yang telah berubah dari penantang gelar juara menjadi pelengkap kompetisi karena hampir tidak bisa bersaing.
Poin pertama dalam kejuaraan pun baru didapat Marini pada balapan seri kesembilan, MotoGP Jerman, pada Minggu (7/7/2024) lalu.
Marini berhak naik satu setrip ke posisi 15 setelah penalti waktu yang diterima Augusto Fernandez (Red Bull GASGAS Tech3) karena melanggar aturan batas tekanan ban.
Adapun di antara pembalap motor Honda, Marini hanya kalah dari Takaaki Nakagami (LCR Honda) yang menyalipnya di lap terakhir dan cuma terpaut 0,037 detik.
Baca Juga: Murid Rossi Sudah Lalui, Bos Pramac Khawatir Jorge Martin Cuma Terlihat Gahar dari Luar Saja
Diakui Marini bahwa Honda memang masih tertinggal dari pabrikan-pabrikan lainnya.
"Mustahil untuk menyalip dalam balapan. Begitu saya berakselerasi, rival mengungguli sejauh 0,2 detik," kata Marini dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
Marini dan Nakagami pada akhirnya finis 25 detik di belakang pemenang lomba yaitu Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Selisih waktu ini jauh lebih kecil daripada balapan sebelumnya di Belanda ketika pembalap Honda terdepan yaitu Johann Zarco (LCR Honda) tertinggal sejauh 42 detik.
"Aero tidak sepenting di Assen, misalnya. Jika Anda mengendarai motornya di belakang pembalap Aprilia atau KTM, Anda bisa merasakan perbedaannya," ujar Marini.
"Mereka menghasilkan lebih banyak downforce dan bisa berakselerasi lebih baik," kata runner-up Moto2 2020 itu menambahkan.
Ketertinggalan dalam downforce tidak terlepas dari lambatnya respons Honda terhadap perang aerodinamika yang diinisiasi pabrikan-pabrikan Eropa.
Dengan aerodinamika, pembalap bisa mendapatkan grip lebih besar, ini berguna saat akselerasi karena mencegah wheelie juga saat menikung.
Baca Juga: Murid Rossi Sudah Lalui, Bos Pramac Khawatir Jorge Martin Cuma Terlihat Gahar dari Luar Saja
Di GP Jerman, kecepatan rata-rata dalam balapan sekitar 15 km/jam lebih rendah daripada saat GP Belanda.
Marini merasa bahwa Honda masih lemah di tikungan karena ketertinggalan dalam aerodimanika dan grip ban belakang.
"Kami harus memperbaiki perilaku menikung kami. Aerodinamika membuat kami tidak bisa melakukan itu," kata Marini.
"Cengkeraman pada roda belakang tidak bagus."
Marini tidak bersuara sendirian dalam pengembangan karena pembalap-pembalap Honda lainnya juga sepakat dengan masukannya.
Marini berharap akan adanya pemutakhiran lebih lanjut pada paruh musim kedua, termasuk paket aero baru di mana Honda tidak mendapatkan pembatasan karena konsesi.
"Para insinyur telah memahami bahwa arah pengembangan yang saya ambil sudah tepat," kata Marini dengan percaya diri.
"Pembalap lain juga menyukai suku cadang yang saya rekomendasikan," ujarnya.
MotoGP 2024 akan mengalami jeda musim panas. Kejuaraan akan dilanjutkan dengan seri MotoGP Inggris 2024 di Sirkuit Silverstone, Inggris pada 2-4 Agustus 2024.
Baca Juga: Mentalitas Jorge Martin, Masih Bisa Sombong Saat Dani Pedrosa Beri Saran soal Blunder di Sachsenring